D-Copy Blog | Jika Anda ingin meningkatkan jumlah page impression, widget ini mungkin membantu Anda. Bagian Random Posts Widget akan menampilkan postingan secara acak yang bisa Anda tambahkan ke blog Anda. Keuntungan utama dari widget ini adalah bahwa loading thumbnail cukup cepat dan dalam menunjukkan postingan Anda bersamaan dengan link jumlah komentar.
Langkah :
Buka akun Blogger Anda
Minggu, 30 September 2012
Sabtu, 29 September 2012
Kumpulan Template Blogger Yang Sangat SEO Friendly dan Mempunyai Bukti
D-Copy Blog's | Haloo teman, masih bingung cari template yang cantik, dimanis atau bahkan cari jenis template yang SEO Friendly? Yahh pada malam ini (pukul 21:49 WIB), kita akan membahas tentang Template Blogger yang SEO Friendly dan saya juga memberikan bahwa template-template ini benar-benar SEO Friendly atau mungkin dari kesebagian Anda masih belum mengerti tentang Seacrh Engine Optimazation
Apa Itu Pagerank? Bagaimana Meningkatkan Pagerank?
D-Copy Blog's | Hari ini begitu banyak blogger pemula dan pemilik situs web mencoba untuk mencari cara bagaimana meningkatkan pagerank (PR) blog atau Web. jika Anda tidak mengetahui pagerank maka, "PageRank adalah link analisis algoritma, dinamai Larry Page, yang digunakan oleh mesin pencari internet Google yang memberikan bobot numerik untuk setiap elemen dari set hyperlink dokumen, seperti
Syeikh KH. Kholil Bangkalan
KH. Muhammad Kholil dilahirkan pada 11 Jamadilakhir 1235 Hijriah atau 27 Januari 1820 Masehi di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Beliau berasal dari keluarga Ulama dan digembleng langsung oleh ayah Beliau menginjak dewasa beliau ta’lim diberbagai pondok pesantren. Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, Kiyai Muhammad Khalil belajar kepada Kiyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan.
Kemudian beliau pindah ke Pondok-pesantren Keboncandi. Selama belajar di pondok-pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengan beliau. Sewaktu menjadi Santri KH Muhammad Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). disamping itu juga beliau juga seorang hafiz al-Quran . Belia mampu membaca alqur’an dalam Qira’at Sab’ah (tujuh cara membaca al-Quran)
.
Pada 1276 Hijrah/0859 Masihi, KHMuhammad Khalil Belajar di Mekah. Di Mekah KH Muhammad Khalil al-Maduri belajar dengan Syeikh Nawawi al-Bantani(Guru Ulama Indonesia dari Banten). Di antara gurunya di Mekah ialah Syeikh Utsman bin Hasan ad-Dimyathi, Saiyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad al-Afifi al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud asy-Syarwani i. Beberapa sanad hadist yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh bin Ismail al-Bimawi (Bima, Sumbawa). Kh.Muhammad Kholil Sewaktu Belajar di Mekkah Seangkatan dengan KH.Hasyim Asy’ari, Kh.Wahab Hasbullah dan KH. Muhammad Dahlan namun Ulama-ulama Dahulu punya kebiasaan Memanggil Guru sesama Rekannya, Dan Kh.Muhammad KHolil yang Dituakan dan dimuliakan diantara mereka.
Sewaktu berada di Mekah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Kh.Muhammad Khalil bekerja mengambil upah sebagai penyalin kitab-kitab yang diperlukan oleh para pelajar. Diriwayatkan bahwa pada waktu itulah timbul ilham antara mereka bertiga, yaitu: Syeikh Nawawi al-Bantani, Kiyai Muhammad Khalil al-Maduri dan Syeikh Saleh as-Samarani (Semarang) menyusun kaedah penulisan huruf Pegon. Huruf Pegon ialah tulisan Arab yang digunakan untuk tulisan dalam bahasa Jawa, Madura dan Sunda. Huruf Pegon tidak ubahnya tulisan Melayu/Jawi yang digunakan untuk penulisan bahasa Melayu.
karena Kiyai Muhammad Khalil cukup lama belajar di beberapa pondok-pesantren di Jawa dan Mekah, maka sewaktu pulang dari Mekah, beliau terkenal sebagai ahli/pakar nahwu, fiqih, thariqat ilmu-ilmu lainnya. Untuk mengembangkan pengetahuan keislaman yang telah diperolehnya, Kiyai Muhammad Khalil selanjutnya mendirikan pondok-pesantren di Desa Cengkebuan, sekitar 1 kilometer arah Barat Laut dari desa kelahirannya.
Kh. Muhammad Khalil al-Maduri adalah seorang ulama yang bertanggungjawab terhadap pertahanan, kekukuhan dan maju-mundurnya agama Islam dan bangsanya. Beliau sedar benar bahwa pada zamannya, bangsanya adalah dalam suasana terjajah oleh bangsa asing yang tidak seagama dengan yang dianutnya. Beliau dan keseluruhan suku bangsa Madura seratus persen memeluk agama Islam, sedangkan bangsa Belanda, bangsa yang menjajah itu memeluk agama Kristian. Sesuai dengan keadaan beliau sewaktu pulang dari Mekah telah berumur lanjut, tentunya Kiyai Muhammad Khalil tidak melibatkan diri dalam medan perang, memberontak dengan senjata tetapi mengkaderkan pemuda di pondok pesantren yang diasaskannya. Kiyai Muhammad Khalil sendiri pernah ditahan oleh penjajah Belanda kerana dituduh melindungi beberapa orang yang terlibat melawan Belanda di pondok pesantrennya. beberapa tokoh ulama maupun tokoh-tokoh kebangsaan lainnya yang terlibat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak sedikit yang pernah mendapat pendidikan dari Kiyai Muhammad Khalil al-Maduri .
Kh.Ghozi menambahkan, dalam peristiwa 10 November, Mbah Kholil bersama kiai-kiai besar seperti Bisri Syansuri, Hasyim Asy’ari, Wahab Chasbullah dan Mbah Abas Buntet Cirebon, menge-rahkan semua kekuatan gaibnya untuk melawan tentara Sekutu. Hizib-hizib yang mereka miliki, dikerahkan semua untuk menghadapi lawan yang bersenjatakan lengkap dan modern. Sebutir kerikil atau jagung pun, di tangan kiai-kiai itu bisa difungsikan menjadi bom berdaya ledak besar. Tak ketinggalan, Mbah Kholil mengacau konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib piaraannya. Di saat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar.Saat konsentrasi lawan buyar itulah, pejuang kita gantian menghantam lawan. ”Hasilnya terbukti, dengan peralatan sederhana, kita bisa mengusir tentara lawan yang senjatanya super modern. Tapi sayang, peran ulama yang mengerahkan kekuatan gaibnya itu, tak banyak dipublikasikan,” papar Kiai Ghozi, cucu KH Wahab Chasbullah ini.
Kesaktian lain dari Mbah Kholil, adalah kemampuannya membelah diri. Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau mata. ”Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyub,” cerita KH. Ghozi. Para santri heran. Sedangkan beliau sendiri cuek, tak mau menceritakan apa-apa. Langsung ngloyor masuk rumah, ganti baju. Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan Mbah Kholil. Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Mbah Kholil.
”Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu,” papar KH Ghozi yang kini tinggal di Wedomartani Ngemplak Sleman ini.
di antara sekian banyak murid Kh Muhammad Khalil al-Maduri yang cukup menonjol dalam sejarah perkembangan agama Islam dan bangsa Indonesia ialah Kh Hasyim Asy’ari (pendiri Pondok-pesantren Tebuireng, Jombang, dan pengasas Nahdhatul Ulama / NU) Kiyai Haji Abdul Wahhab Hasbullah (pendiri Pondok-pesantren Tambakberas, Jombang); Kiyai Haji Bisri Syansuri (pendiri Pondok-pesantren Denanyar); Kiyai Haji Ma’shum (pendiri Pondok-pesantren Lasem, Rembang, adalah ayahanda Kiyai Haji Ali Ma’shum), Kiyai Haji Bisri Mustofa (pendiri Pondok-pesantren Rembang); dan Kiyai Haji As’ad Syamsul `Arifin (pengasuh Pondok-pesantren Asembagus, Situbondo).
KH. Muhammad Khalil al-Maduri, wafat dalam usia yang lanjut 106 tahun, pada 29 Ramadan 1341 Hijrah/14 Mei 1923 Masihi
Kemudian beliau pindah ke Pondok-pesantren Keboncandi. Selama belajar di pondok-pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengan beliau. Sewaktu menjadi Santri KH Muhammad Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). disamping itu juga beliau juga seorang hafiz al-Quran . Belia mampu membaca alqur’an dalam Qira’at Sab’ah (tujuh cara membaca al-Quran)
.
Pada 1276 Hijrah/0859 Masihi, KHMuhammad Khalil Belajar di Mekah. Di Mekah KH Muhammad Khalil al-Maduri belajar dengan Syeikh Nawawi al-Bantani(Guru Ulama Indonesia dari Banten). Di antara gurunya di Mekah ialah Syeikh Utsman bin Hasan ad-Dimyathi, Saiyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad al-Afifi al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud asy-Syarwani i. Beberapa sanad hadist yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh bin Ismail al-Bimawi (Bima, Sumbawa). Kh.Muhammad Kholil Sewaktu Belajar di Mekkah Seangkatan dengan KH.Hasyim Asy’ari, Kh.Wahab Hasbullah dan KH. Muhammad Dahlan namun Ulama-ulama Dahulu punya kebiasaan Memanggil Guru sesama Rekannya, Dan Kh.Muhammad KHolil yang Dituakan dan dimuliakan diantara mereka.
Sewaktu berada di Mekah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Kh.Muhammad Khalil bekerja mengambil upah sebagai penyalin kitab-kitab yang diperlukan oleh para pelajar. Diriwayatkan bahwa pada waktu itulah timbul ilham antara mereka bertiga, yaitu: Syeikh Nawawi al-Bantani, Kiyai Muhammad Khalil al-Maduri dan Syeikh Saleh as-Samarani (Semarang) menyusun kaedah penulisan huruf Pegon. Huruf Pegon ialah tulisan Arab yang digunakan untuk tulisan dalam bahasa Jawa, Madura dan Sunda. Huruf Pegon tidak ubahnya tulisan Melayu/Jawi yang digunakan untuk penulisan bahasa Melayu.
karena Kiyai Muhammad Khalil cukup lama belajar di beberapa pondok-pesantren di Jawa dan Mekah, maka sewaktu pulang dari Mekah, beliau terkenal sebagai ahli/pakar nahwu, fiqih, thariqat ilmu-ilmu lainnya. Untuk mengembangkan pengetahuan keislaman yang telah diperolehnya, Kiyai Muhammad Khalil selanjutnya mendirikan pondok-pesantren di Desa Cengkebuan, sekitar 1 kilometer arah Barat Laut dari desa kelahirannya.
Kh. Muhammad Khalil al-Maduri adalah seorang ulama yang bertanggungjawab terhadap pertahanan, kekukuhan dan maju-mundurnya agama Islam dan bangsanya. Beliau sedar benar bahwa pada zamannya, bangsanya adalah dalam suasana terjajah oleh bangsa asing yang tidak seagama dengan yang dianutnya. Beliau dan keseluruhan suku bangsa Madura seratus persen memeluk agama Islam, sedangkan bangsa Belanda, bangsa yang menjajah itu memeluk agama Kristian. Sesuai dengan keadaan beliau sewaktu pulang dari Mekah telah berumur lanjut, tentunya Kiyai Muhammad Khalil tidak melibatkan diri dalam medan perang, memberontak dengan senjata tetapi mengkaderkan pemuda di pondok pesantren yang diasaskannya. Kiyai Muhammad Khalil sendiri pernah ditahan oleh penjajah Belanda kerana dituduh melindungi beberapa orang yang terlibat melawan Belanda di pondok pesantrennya. beberapa tokoh ulama maupun tokoh-tokoh kebangsaan lainnya yang terlibat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak sedikit yang pernah mendapat pendidikan dari Kiyai Muhammad Khalil al-Maduri .
Kh.Ghozi menambahkan, dalam peristiwa 10 November, Mbah Kholil bersama kiai-kiai besar seperti Bisri Syansuri, Hasyim Asy’ari, Wahab Chasbullah dan Mbah Abas Buntet Cirebon, menge-rahkan semua kekuatan gaibnya untuk melawan tentara Sekutu. Hizib-hizib yang mereka miliki, dikerahkan semua untuk menghadapi lawan yang bersenjatakan lengkap dan modern. Sebutir kerikil atau jagung pun, di tangan kiai-kiai itu bisa difungsikan menjadi bom berdaya ledak besar. Tak ketinggalan, Mbah Kholil mengacau konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib piaraannya. Di saat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar.Saat konsentrasi lawan buyar itulah, pejuang kita gantian menghantam lawan. ”Hasilnya terbukti, dengan peralatan sederhana, kita bisa mengusir tentara lawan yang senjatanya super modern. Tapi sayang, peran ulama yang mengerahkan kekuatan gaibnya itu, tak banyak dipublikasikan,” papar Kiai Ghozi, cucu KH Wahab Chasbullah ini.
Kesaktian lain dari Mbah Kholil, adalah kemampuannya membelah diri. Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau mata. ”Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyub,” cerita KH. Ghozi. Para santri heran. Sedangkan beliau sendiri cuek, tak mau menceritakan apa-apa. Langsung ngloyor masuk rumah, ganti baju. Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan Mbah Kholil. Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Mbah Kholil.
”Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu,” papar KH Ghozi yang kini tinggal di Wedomartani Ngemplak Sleman ini.
di antara sekian banyak murid Kh Muhammad Khalil al-Maduri yang cukup menonjol dalam sejarah perkembangan agama Islam dan bangsa Indonesia ialah Kh Hasyim Asy’ari (pendiri Pondok-pesantren Tebuireng, Jombang, dan pengasas Nahdhatul Ulama / NU) Kiyai Haji Abdul Wahhab Hasbullah (pendiri Pondok-pesantren Tambakberas, Jombang); Kiyai Haji Bisri Syansuri (pendiri Pondok-pesantren Denanyar); Kiyai Haji Ma’shum (pendiri Pondok-pesantren Lasem, Rembang, adalah ayahanda Kiyai Haji Ali Ma’shum), Kiyai Haji Bisri Mustofa (pendiri Pondok-pesantren Rembang); dan Kiyai Haji As’ad Syamsul `Arifin (pengasuh Pondok-pesantren Asembagus, Situbondo).
KH. Muhammad Khalil al-Maduri, wafat dalam usia yang lanjut 106 tahun, pada 29 Ramadan 1341 Hijrah/14 Mei 1923 Masihi
KH. Hamid Pasuruan
Kiai Hamid lahir pada tahun 1333 H (bertepatan dengan 1914 atau 1915 M) di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Tepatnya di dukuh Sumurkepel, desa Sumbergirang. Sebuah pedukuhan yang terletak di tengah kota kecamatan Lasem. Begitu lahir, bayi itu diberi nama Abdul Mu’thi. Itulah nama kecil beliau hingga remaja, sebelum berganti menjadi AbdulHamid.
Abdul Mu’thi kecil biasa dipanggil “Dul” saja. Tapi, seringkali panggilan ini diplesetkan menjadi “Bedudul” karena kenakalannya.
Mu’thi memang tumbuh sebagai anak yang lincah, extrovert, dan nakal. “Nakalnya luar biasa,” tutur KH. Hasan Abdillah Glenmore, adik sepupu beliau. Tapi nakalnya Mu’thi tidak seperti anak-anak sekarang: yang sampai mabuk-mabukan atau melakukan perbuatan asusila. Nakalnya Mu’thi adalah kenakalan bocah yang masih dalam batas wajar, tapi untuk ukuran anak seorang kiai dipandang “luar biasa”. Sebab, sehari-hari dia jarang di rumah. Hobinya adalah bermain sepak bola dan layang-layang. Beliau bisa disebut bolamania alias gila sepak bola, dan ayahandanya tak bisa membendung hobi ini. Karena banyak bermain, ngajinya otomatis kurang teratur walaupun bukan ditinggalkan sama sekali. Dia mengaji kepada KH. Ma’shum (ayahanda KH. Ali Ma’shum Jogjakarta) dan KH. Baidhawi, dua “pentolan” ulama Lasem
Dipondokkan
Pada usia sekitar 12-13 tahun, Hamid dikirim ayahandanya, K.H. Abdullah Umar, ke Pondok Kasingan, Rembang. Maksud ayahandanya, untuk meredam kenakalannya. Dia tidak lama di pondok ini. Satu atau satu setengah tahun kemudian dia pindah ke Pondok Tremas, Pacitan. Pondok pimpinan KH. Dimyathi ini cukup besar dan berwibawa. Dari pondok ini terlahir banyak kiai besar. Di antaranya adalah KH. Ali Ma’shum Jogjakarta (mantan rais am PB NU), KH. Masduqi Lasem, KH. Abdul Ghofur Pasuruan, KH. Harun Banyuwangi, dan masih banyak lagi.
Walaupun kegemarannya bermain sepak bola masih berlanjut, di pesantren ini beliau mulai mendapat gemblengan ilmu yang sebenarnya. Uang kiriman orangtua yang hanya cukup untuk dipakai makan nasi thiwul tidak membuatnya patah arang. Dia tetap betah tinggal di sana sampai 12 tahun, hingga mencapai taraf keilmuan yang tinggi di berbagai bidang.
Manusia Biasa
Kiai Hamid, seperti para wali lainnya, adalah tiang penyangga masyarakatnya. Tidak hanya di Pasuruan tapi juga di tempat-tempat lain. Beliau adalah sokoguru moralitas masyarakatnya. Beliau adalah cermin (untuk melihat borok-borok diri), beliau adalah teladan, beliau adalah panutan. Beliau dipuja, di mana-mana dirubung orang, ke mana-mana dikejar orang (walaupun beliau sendiri tidak suka, bahkan marah kalau ada yang mengkultuskan beliau).
Bagaimanapun beliau manusia biasa (Rasulullah pun manusia biasa), yang harus merasakan kematian. Sabtu 9 Rabiul Awal 1403 H, bertepatan dengan 25 Desember 1982 M, menjadi awal berkabung panjang bagi msyarakat muslim Pasuruan, dan muslim di tempat lain. Hari itu, saat ayam belum berkokok, hujan tangis memecah kesunyian di rumah dalam kompleks Pesantren Salafiyah. Setelah jatuh anfal beberapa hari sebelumnya dan sempat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya karena penyakit jantung yang akut, beliau menghembuskan nafas terakhir. Inna lillahi wa inna lillahi raji’un.
Umat pun menangis. Pasuruan seakan terhenti, bisu, oleh duka yang dalam. Puluhan, bahkan ratusan ribu orang berduyun-duyun membanjiri Pasuruan. Memenuhi relung-relung Masjid Agung Al-Anwar dan alun-alun kota, memadati gang-gang dan ruas-ruas jalan yang membentang di depannya. Mereka, dalam gerak serentak, di bawah komando seorang imam, KH. Ali Ma’shum Jogjakarta, mengangkat tangan “Allahu Akbar” empat kali dalam salat janazah yang kolosal. Allahumma ighfir lahu warhamhu, ya Allah ampunilah dosanya dan rahmatilah dia.
Abdul Mu’thi kecil biasa dipanggil “Dul” saja. Tapi, seringkali panggilan ini diplesetkan menjadi “Bedudul” karena kenakalannya.
Mu’thi memang tumbuh sebagai anak yang lincah, extrovert, dan nakal. “Nakalnya luar biasa,” tutur KH. Hasan Abdillah Glenmore, adik sepupu beliau. Tapi nakalnya Mu’thi tidak seperti anak-anak sekarang: yang sampai mabuk-mabukan atau melakukan perbuatan asusila. Nakalnya Mu’thi adalah kenakalan bocah yang masih dalam batas wajar, tapi untuk ukuran anak seorang kiai dipandang “luar biasa”. Sebab, sehari-hari dia jarang di rumah. Hobinya adalah bermain sepak bola dan layang-layang. Beliau bisa disebut bolamania alias gila sepak bola, dan ayahandanya tak bisa membendung hobi ini. Karena banyak bermain, ngajinya otomatis kurang teratur walaupun bukan ditinggalkan sama sekali. Dia mengaji kepada KH. Ma’shum (ayahanda KH. Ali Ma’shum Jogjakarta) dan KH. Baidhawi, dua “pentolan” ulama Lasem
Dipondokkan
Pada usia sekitar 12-13 tahun, Hamid dikirim ayahandanya, K.H. Abdullah Umar, ke Pondok Kasingan, Rembang. Maksud ayahandanya, untuk meredam kenakalannya. Dia tidak lama di pondok ini. Satu atau satu setengah tahun kemudian dia pindah ke Pondok Tremas, Pacitan. Pondok pimpinan KH. Dimyathi ini cukup besar dan berwibawa. Dari pondok ini terlahir banyak kiai besar. Di antaranya adalah KH. Ali Ma’shum Jogjakarta (mantan rais am PB NU), KH. Masduqi Lasem, KH. Abdul Ghofur Pasuruan, KH. Harun Banyuwangi, dan masih banyak lagi.
Walaupun kegemarannya bermain sepak bola masih berlanjut, di pesantren ini beliau mulai mendapat gemblengan ilmu yang sebenarnya. Uang kiriman orangtua yang hanya cukup untuk dipakai makan nasi thiwul tidak membuatnya patah arang. Dia tetap betah tinggal di sana sampai 12 tahun, hingga mencapai taraf keilmuan yang tinggi di berbagai bidang.
Manusia Biasa
Kiai Hamid, seperti para wali lainnya, adalah tiang penyangga masyarakatnya. Tidak hanya di Pasuruan tapi juga di tempat-tempat lain. Beliau adalah sokoguru moralitas masyarakatnya. Beliau adalah cermin (untuk melihat borok-borok diri), beliau adalah teladan, beliau adalah panutan. Beliau dipuja, di mana-mana dirubung orang, ke mana-mana dikejar orang (walaupun beliau sendiri tidak suka, bahkan marah kalau ada yang mengkultuskan beliau).
Bagaimanapun beliau manusia biasa (Rasulullah pun manusia biasa), yang harus merasakan kematian. Sabtu 9 Rabiul Awal 1403 H, bertepatan dengan 25 Desember 1982 M, menjadi awal berkabung panjang bagi msyarakat muslim Pasuruan, dan muslim di tempat lain. Hari itu, saat ayam belum berkokok, hujan tangis memecah kesunyian di rumah dalam kompleks Pesantren Salafiyah. Setelah jatuh anfal beberapa hari sebelumnya dan sempat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya karena penyakit jantung yang akut, beliau menghembuskan nafas terakhir. Inna lillahi wa inna lillahi raji’un.
Umat pun menangis. Pasuruan seakan terhenti, bisu, oleh duka yang dalam. Puluhan, bahkan ratusan ribu orang berduyun-duyun membanjiri Pasuruan. Memenuhi relung-relung Masjid Agung Al-Anwar dan alun-alun kota, memadati gang-gang dan ruas-ruas jalan yang membentang di depannya. Mereka, dalam gerak serentak, di bawah komando seorang imam, KH. Ali Ma’shum Jogjakarta, mengangkat tangan “Allahu Akbar” empat kali dalam salat janazah yang kolosal. Allahumma ighfir lahu warhamhu, ya Allah ampunilah dosanya dan rahmatilah dia.
Siapa KH Muhammad Shiddiq ?
Kyai Shiddiq atau lebih dikenal dengan julukan Mbah Shiddiq. adalah seorang tokoh panutan. Mungkin, tidak banyak tokoh seperti beliau, dimana semua putranya yang masih mencapai usia muda/dewasa telah menjadi kyai dalam arti yang sebenarnya. Demikian pula para menantunya
Putera-putranya yang sejak usia muda telah menjadi Kyai. antara lain: KH. Mansur, KH. Achmad Qusyairi, KH Machmud, KH. Mahfudz Shiddiq, K.H. Abdul Halim Shiddiq, KH. Abdullah bin KH. Umar, KH. Muhammad bin KH. Hasyim dan KH. Dhofir Salam. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi pula oleh pola kehidupan sehari-hari dimasa hayatnya. Mungkin kita bertanya, bagaimana pola kehidupan Kyai Shiddiq sehingga Allah memberinya taqdir dengan dikaruniainya keturunan yang selanjutnya menjadi ibarat mutiara-mutiara
Ternyata, Kyai Shiddiq adalah sosok yang sangat “istiqomah”, yaitu: tekun, telaten, ajeg, terus-menerus dengan tidak bosan-bosan dan mengamalkan apa saja yang dapat diamalkan. Dalam Surat Fushilat disebutkan:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami Allah” ” keniudian beristiqamah (meneguhkan pendirian-pendirian mereka tentang iman, melakukan kewajiban dan menjahui larangan-laranganNya), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan sorga yang telah dijanjikan A lloh kepadamu, (di dunia lewat rosul- rosul-Nya). Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia (dengan mengilhamkan kebenaran dan kebaikan kepadamu), dan akhirat (dengan pemberian syafa’at dan kemudahan). dimana kamu memperoleh yang kamu inginkan (dari segala kenikmatan) dan memperoleh pula yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.
Hampir setiap hari Kyai Shiddiq selalu bangun pada jam 3 malam untuk sholat sunat tahajjud, riyadhah maupun sholat- sholat sunnah lainnya. Menjelang subuh, kyai keliling pondok membangunkan santri. Beliau keliling sambil membawa tongkat penjalin, damar ublik (obor) dan teko berisi air. Dengan tongkatnya beliau ketok pintu-pintu pondok para santri.Terkadang kyai membangunkan santri dengan cara menabuh blek gembreng, sehingga bersuara gaduh dan memekakkan telin¬ga. Bahkan setiap santri yang terlelap tidurya, pasti akan menjadi sasaran guyuran air ceret yang selalu dibawanya.
Sesudah adzan (santri bernama Ryas yang ditugaskan sebagai Mu’adzin), kyai sendiri selalu memimpin pujian (dzikir) sebelum sholat subuh, setelah sebelumnya kyai melaksanakan sholat Qobliyah terlebih dahulu. Setelah berzikir/pujian kemudian melakukan sholat jamaah Subuh.
Untuk pedoman atau prinsip hidup yang mudah diingat oleh anak cucu dan santrinya, Kyai Shhddiq memerintahkan Kyai Halim (putranya) menulis bebeapa dalil di tembok mussholla. tulisan yang ada ditembok sebelah atas pengimaman yaitu hadits sbb:
“Sebaik-baik perbuatan umatku adalah membaca .41 Quran dengan menyimak/melihat”.
Imam Al Ghozali menjelaskan dalam Ihya’ Uluumuddin: Bahwa keutamaan orang yang membaca Al Quran dengan melihat/menyimak seraya merenungkan maknanya adalah lebih baik dari pada dengan cara tidak melihat/menghafal. Membaca Al Quran dengan melihat tersebut memiliki 3 manfaat yaitu: Membaca, menyimak dan merenungkan artinya. Sedangkan dalam membaca Al Quran seraya menghafal hanyalah mendapat satu manfaat yakni membaca saja.
Disisi tembok sebelah kanan atas terdapat tulisan yang dikutip dari Idtab Jauharul Tauhid:
“Semua kebaikan itu terdapat pada pengikutan kepada orang-orang terdahulu. Dan semua keburukan itu ada pada reka-reka orang kemudian”
Imam Al Ghozali memberikan argumentasi tentang diatas yakni karena orang salaf (terdahulu) telah memiliki kelebihan dari pada orang kemudian (Kholaf). Kelebihan ada pada 3 hal:
a. lebih faham (Mam)
b. lebih hati-hati (Wara’)
c. lebih tajam pandangan hatinya (Abshar)
Disisi tembok sebelah kiri atas terdapat tulisan yang dikutip dari kitab kifayatul Atqiyak:
“Kamu sungguh jangan meninggalkan sholat berjamaah yang keutamaan pahalanya setinggi 27 derajat”
Banyak sekali manfaat Sholat jamaah. Dalam kitab Dzurotun Nasihin Rasulullah bersabda: “barang siapa melakukan sholat ( lima waktu berjamaah akan memperoleh lima hal yaitu kesatu ia tidak akan mengalami kemiskinan didunia, kedua dibebaskan oleh Allah dari azab kubur, ketiga: menerima kitab catatan amalannya dengan tangan kanan, keempat; akan melalui shirot secepat kilat dan kelima akan dimasukkan surga tanpa hisab dan azab”. Dalil di atas mempertegas sabda Rasul sbb:
“Tiap tiga orang yang bertempat didesa dan pegunungan lalu mereka tidak melakukan sholat jama ‘ah, maka mereka akan dipermaikan syetan”.
AURAT AMALIYAHNYA
Pada umumnya, wiridan baru akan selesai sampai surya muncul agak tinggi, baru kemudian kyai masuk ke “kamar khusus” di sebelah utara tempat imam di musholla. Di “Kamar khusus” itulah tempat Kyai Shiddiq menyepi, beribadah sholat sunnat dan lain-lain. Santri tak seorangpun yang berani masuk kamar tersebut. Karena dalam “kamar khusus” itu Kyai Shiddiq melakukan sholat Dluha dan sholat-sholat sunnah lainnya. Selesai sholat Kyai biasanya melanjutkan dengan mengaji Al,Qur’an dan membaca dalailul khairot. Selain sebagai seorang hafids, Kyai Shiddiq sangat istiqamah menghatamkan Alqur’an setiap minggu.
Secara runtut, batas,batas bacaan Al-Qur’an dalam seminggu sebagai berikut:
1. Hari Jum’at membaca Al Fatihah s. d Al-Maa idah
2. Hari Sabtu membaca Al-An’ am s.d At-Taubah
3. Hari Ahad membaca Yunus s. d Maryam
4. Hari Senin membaca Thaha s.d Al-Qashash
5. Hari Selasa membaca Al-Ankabut s.d Shaad
6. Hari Rabu membaca Az-Zumar s.d Ar-Rakhman
7. Hari Kamis membaca Waqi’ah s. d An-Naas
Sekitar pukul 08.00 sampai jam 09.00 pagi, Kyai mengajar Fasholatan dan Al-Qur’an. Kitab Fasholatan yang diajarkan adalah hasil karangan beliau senchn’. Biasanya ketika mengajar Fasholatan dan AI-Qur’an banyak menggunakan cara-cara sorogan. Usai sorogan Fasholatan dan Al-Qur’an, barulah Kyai masuk ke ndalem untuk sarapan pagi. Setelah itu, Kyai masih meneruskan kembali sholat-sholat sunnah, mengaji Al-Qur’an dan membaca Dalail.
Baru pads sekitar jam 10.00 sampai jam 12.00 siang Kyai Shiddiq mengajar ngaji kitab kuning. Banyak kitab yang beliau ajarkan, namun demikian Kyai membaginya menjadi:
1. Kitab-kitab yang tetap (permanen) diajarkan. Bila kitab ini sudah selesai lalu diulang kembali dari awal (dijadikan wiridan). Kitab-kitab yang tetap ini antara lain:
a. Fatchurrahman
Kitab Fatchurrahman ini berisi materi Tauhid yang pokok (semacam Aqidatul Awam) dan fiqih (semacam Safinatun Najah). Kitab ini ditulis oleh beliau sendiri dan diwajibkan bagi santri menghatamkannya sebelum ngaji kitab lainnya (kitab standard awal).
b. Kitab Fiqh antara lain
- Safinatun Najah
- Sullam Taufiq
- Taqrib
c. Kitab Tasawuf antara lain
- Bidayatul Hidayah
- lhya’ Ulumuddin
d. Kitab Tafsir Jalalain
e. Kitab Shohih Bukhori
2. Kitab-kitab yang tidak tetap (temporer) antara lain
a. Kitab-kitab Alat antara lain
- Alfiyah
Kitab Alfiyah terjemahan berbahasa Madura ini ditulis ketika mondok di Bangkalan.
- Ajurumiah
- Imrity
b. Kitab Tasawuf antara lain
- Nashoihud Diniyah
- Adabul Mar’ah yang ditulis dalam bahasa Jawa.
c. Kitab Rojabiyah
d. Kitab Bifadlol dan lain-lain.
Dalam pengajian kitab kuning ini, Kyai Shiddiq banyak menggunakan cara weton/bandongan. Cara Weton adalah cara pengajian kitab yang berasal dari istilah jawa, karena pada umumnya waktu pengajian disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu seperti usai waktu sholat, dan sebagainya. Secara teknis, dalam pengajian cara weton ini Kyai membaca dan menerangkan kitab yang diperuntukkan secara massal. Para santrinya memperhatikan kitabnya sendiri sambil membuat catatan-catatan (tentang arti maupun keterangan dari kyai).
Selesainya pengajian, Kyai Shiddiq makan siang bersama¬ sama keluarga dan khaddamnya. Kemudian mengerjakan sholat Dzuhur recara berjama’ah. Sebelum sholat dzuhur, bersama¬ sama melakukan dzikir/pujian dan sholat sunnah Qobliyah.
Selesai sholat, lalu wiridan dan yang bacaannya lebih pendek dari dzikir ba’da subuh. Disambung dengan sholat sunnah Ba’diyah dzuhur dan mengajar ngaji Al-Qur’an dan Fasholatan. Santri yang dibolehkan ngaji Al-qur’an adalah yang sudah lulus (fasih/tartil bacaan) Syahadati, Fatihati, Tahiyyati, Sholati, adzan dan lqamah. Bila bacaan masih belum tartil tetap masih harus mengaji Fasholatan saja. Selesai mengajar, barulah Kyai Shiddiq istirahat (tidur) sebentar. Begitu bangun, Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnah berkali-kali, mengaji Al-Qur’an dan membaca dalail. Amalan sholat sunnah yang istiqamah dilakukannya 100 rakaat dalam sehari-semalam serta mengkhatam dalail (matane) sehari sekali.
Waktu ashar tiba, beliau sholat sunnah berkali-kali dan para santri membaca syi’ir “Aqidatul ‘Awam”. Lalu sholat jama’ah Ashar dan Dzikir. Dzikir ba’ da sholat Ashar sama dengan dzikir ba’da sholat subuh.
Kemudiandilanjutkan dengan pengajian kitab Ihya ‘Ulumudin dan Shohih Bukhori”. Selesai mengajar, Kyai masuk ndalem melanjutkan mengaji Al-Qur’an dan dalail sampai masuk waktu Maghrib. Sebelum sholat jama’ah Maghrib, bersama-sama santri membaca pujian.
Dzikir ba’da sholat Maghrib sama dengan dzikir bada subuh. Selesai berdzikir dilanjutkan sholat sunnah Ba’diyah dan ngaji. pengajian ba’da sholat Maghrib adalah AI-Qur’an dan Fasholatan yang teknisnya diatur sebagai berikut:
1.Santri dewasa dan tartil bacaannya harus membaca Quran 1 juz, sehingga dalam sebulan sudah harus hatam. Tempat mereka di dalam musholla.
2.Santri bocah harus ngaji Al-Qur’an dan Fasholatan di luar langgar. Mereka diajar Badal Kyai yaitu Haji Baidlowi (lurah pondok asal Madura) dan Abdul Azis.
Selesai ngaji (tanpa turun dari langgar) lalu bersama-sama pujian qobliyah sholat Isya’ dan sholat sunnah rawatib.Kemudian melaksanakan sholat Isya’ berjama’ah dan dilanjttkan dengan wiridan dan sholat sunnat rowatib. Wiridannya sama dengan wirid ba’da sholat Ashar. Di ndalem Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnat berkali-kali, ngaji Qur’an dan dalail sampai “sare” (tidur). Khusus pada malam Jum’at ba’da maghrib, kyai Shiddiq memimpin bacaan Barzanji. Dan pada malam Senin ba’da Maghrib, membaca Diba’. Semula pembacaan Diba’ dilakukan malam Jurn’at dan Barzanji pada malam Senin.
Suatu saat ketika sedang memimpin pembacaan (pada malam Senin) itu, tiba-tiba Kyai Shiddiq melihat kehadiran Rasulullah Saw hadir dan berdiri di pintu. Spontan, Kyai Shiddiq merobah bacaannya dengan Diba’. Maka sejak peristiwa inilah, pembacaan Diba’ dilakukan setiap malam Senin dan malam Jum’at untuk Barzanji. Kemudian dilanjutkan dengan membaca Rotibul Haddad (Rotib Sayyid Abdullah Alawi Al-Haddad).
Aktivitas mengajar Kyai Shiddiq yang sangat padat itu dilakukan tatkala telah banyak santri yang ngaji pada beliau. Sebelumnya, Kyai Shiddiq membagi wajtunya dengan berdagang sebagai ma’isahnya (mata pencahariannya hidupnya). Kegiatan mengajar yang full tersebut membuat Kyai Shiddiq harus mengalihkan perhatian dan’ aktivitas berdagang pada santrinya dan putra-putranya.
Suatu waktu, Mbah Shiddiq akan berdagang kain sarung, songkok, dan lain-lain ke Arjasa. Nampaknya Kyai terlambat di stasiun kereta api, sehingga kereta yang pagi sudah berangkat. Menurut keterangan kepala stasiun, kereta berikutnya baru akan berangkat jam 10 siang. Ketika ditunggu kereta berikutnya, Kyai Shiddiq bertemu seorang Penghulu yang rumahnya di depan stasiun. Penghulu tersebut menawarkan jasa, agar Kyai Shiddiq berkenan menunggu kereta di rumahnya saja.
Menjelang jam 10.00 Kyai Shiddiq minta idzin untuk pamit,dan tanpa diduga ternyata Penghulu tersebut memberi salam tempel satu rupiah (serupiah saat itu, kira-kira sama nilainya dengan Rp 100. 000, sekarang/thn 2007). “Lho, kok sompean. shodagah satu rupiah pada saya. Maka saya nggak jadi ke Arjasa. Lha Wong niat saya ke Arjasa tersebut untuk mencari untung satu rupiah ini”, kata Mbah Shiddiq pada Penghulu itu, kemudian beliau pulang. Namun demikian, sebelum pulang, uang itu dihabiskan untuk belanja urusan dapur, karena memang Kyai Shiddiq sendirilah yang selalu berbelanja urusan dapur ke pasar. bukan Nyai. Tiba di ndalem, beliau tertidur karena kepayahan Dalam tidumya, beliau bermimpi bertamu ke rumah Penghulu tadi. Di sana beliau disuguhi hidangan babi. Ketika bangun. kagetlah Kyai Shiddiq dan cepat-cepat memerintahkan santri untuk membuang semua “hasil belanja dapur tersebut”
Nampaknya, Kyai Shiddiq terus dijaga oleh Allah SWT dari makanan basil perbuatan haram karena sifat wiro’i beliau. Wiro’i adalah sikap yang selalu menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti makruh dan subhat (tidak jelas, apakah dibolehkan oleh agama atau tidak), terlebih lagi haram yang jelas dilarang. Mbah Siddiq tidak berkenan mengajar kitab menggunakan papan tulis, sebab ayat-ayat Al-Quran yang ditulis papan yang kemudian dihapus berjatuhan. Ini kan sama dengan menelantarkan lembaran Mushaf yang robek
Kyai Shiddiq juga sangat perhatian terhadap penampilan orang. Pada suatu hari Kyai Yusuf dari Madura sowan kepada Kyai Shiddiq. Kyai Yusuf tetap membiarkan rambutnya agak panjang (gondrong) dan kumisnya lebat hingga melebihi bibir. Setelah bersalaman, langsung beliau berkata: “Poron panjenengan eparingah ilmu/maukah kau kuberi ilmu? “Alhamdulillah ?” jawab, si tamu dengan suka citanya. Lalu Kyai Shiddiq berkata: “Tak sahe panjenengan Kyahe, ngobuh obuk/Tidak baik bagi kyai, memelihara rambut”. Kemudian beliau berikan gunting dan Kyai Yusuf diminta menggunting rambutnya saat itu juga. Semua anak dan menantu serta santri-santrinya diwajibkan oleh Kyai Shiddiq “menggundul rambut” kepala. Yang diperkenankan/disunnahkan hanyalah memelihara janggut. Bahkan, Kyai Muhammad bin Hasyim (menantunya) dimarahi Kyai Shiddiq karena mernelihara rambut sedikit seperti tentara di kepalanya.
Demikian pula dengan merokok, Kyai Shiddiq kurang senang jika ada orang/tamu apalagi santri ataupun anaknya yang merokok di hadapan beliau. Kyai Mahfudz Shiddiq pernah merelakan sak celananya bolong terbakar, karena menyimpan rokok yang sedang menyala, tatkala Kyai Shiddiq menemuinya. Kyai Shiddiq memang kurang senang ada yang merokok, ketika masih ngaji pada Kyai Abdurrohim, Sepanjang Sidoarjo.
Sebagaimana keblasaannya di pondok, Kyai Shiddiq selalu mengisi jeding Kyai Rohim pada pagi buta. Suatu hari, selesai mengisi jeding, Kyai Shiddiq pergi ke sungai sambil merokok klobot. Sedang asyik merokok, menyebabkan ketinggalan Sholat berjama’ah Subuh. Kyai Shiddiq akhirnya bersembunyi takut kena marah Kyai Rohim karena tidak berjama’ah.
Sejak peristiwa itulah, Kyai Shiddiq berjanji menghindari merokok. “Tak ada barang yang melebihi kejelekan merokok. Demi Allah aku mengharamkan diriku merokok” katanya. Mbah Shiddiq memiliki sikap, kesenangan dan perilaku sebagai benikut:
I. Ahli silaturrohim, khususnya pada para Sayyid/Habib, `Aulia’ dan Ulama. Diantara kesenangan bersilaturohmi ini antara lain ‘.
a. Selalu gembira dan bersyukur bila kedatangan tamu, bahkan selalu menghidangkan makan pada tamunya.
b. Senang mengawinkan jejaka-gadis.
c. Bila silaturrohmi pada orang miskin, hanya minta air putih saja.
2. Mengerjakan hal-hal yang sunnah antara lain :
a. Sholat-sholat sunnah, ngaji Alqur’an, Dalail dan selalu berdzikir
“Bagi orang-orang xang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan telanjang “. (QS AIi Imron: 190-191)
b. Memotong rambut, kumis dan kuku pada hari. Kamis.
c. Membersihkan sisa-sisa nasi yang dimakan. Bahkan selalu menjilat tangan, bila selesai makan. Itu menunjukkan syukur terhadap nikmat/karunia Allah Swt.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS Ibrohim: -7)
d. Saat makan, beliau selalu mencicipi garam sebelum dan sesudahnya. karena ini disunnahkan oleh agama. Pada suatu hari, Kyai Shiddiq, Jyai Yasin (Pasuruan) dan Kyai Nu’man (Lumajang) sedang makan jambu. Ada di antara 2 kyai itu yang, berkomentar “tidak manisnya jambu tersebut. Spontan Kyai Shiddiq menegur: “Yang menentukan manis-tidaknya jambu ini adalah Allah. Jambu ini merupakan nikmat Allah pada kita. Jadi wajib bagi kita mensyukurinya.
d. Mematikan lampu pakai kipas (tidak dltiup).
3. Menjauhi hal-hal yang makruh, muru’ah dan Haram, misal
a. Merokok
b. Tidak suka melihat orang lain memiliki rambut, kumis dan kuku yang panjang.
c. Marah bila tahu ada orang, kentut sambil tertawa.
d. Marah, bila tahu laki-laki dan wanita yang bukan muhrimnya bertemu muka.
e. Dalam bepergian selalu menghindari lewat depan gereja.
f. Tidak membolehkan Kusir mencambuki kudanya.
g. Tidak senang musik/lagu-lagu, misal .- gambus.
4. Mendo’akan anaknya, cukup dengan memohon agar kelak menjadi orang yang bertaqwa.
5. Yang sangat diperhatikan pada anak dan santrinya adalah sholat. Bila putranya tak nampak dalam sholat berjama’ah, maka akan diusut sedetailnya tentang “kenapa tidak sholat jama’ah”.
6. Dan lain-lain.
Menurut beberapa informasi, Kyai Shiddiq 4 kali bertemu dengan Rasulullah Saw dan berkali-kali bertemu Rasulullah dalam mimpi. Sulit sekali ditakdirkan bertemu Rosulullah SAW kecuali Waliyullah. Imam Ghozali berkata “bertemu Rasulullah secara Ya Qodlo maka ia memiliki kasyqf’. Sayyid Ahmad Al Badawi ra. berkata: -Syarat yang harus di perbuat oleh orang yang ingin menjadi Waliulloh adalah benar benar dalam syari’at. Ada dua belas tanda-tanda yaitu :
1. Benar-benar mengenal Allah Swt (yakni, benar benar mengerti tauhid dan mantab iman keyakinan kepadaAllah).
2. Benar-benar menjaga perintah Allah Swrt.
3. Berpegang teguh pada sunnah Rasulullah Saw.
4. Selalu berwudhu (jika berhadas segera memperbarui wudhu)
5. Rela menerima hukum qadla’ Allah SWT. dalam suka duka.
6. Yakin terhadap semua janji Allah Swt.
7. Putus harapan dari semua apa yang ada di tangan manusia
8. Tabah. sabar menanggung bebagai derita dan gangguan orang.
9. Rajin mentaati perintah Allah SWT
10. Kasih sayang terhadap semua makhluq Allah SWT
11. Tawadlu, merendah diri terhadap yang lebih tua atau lebih muda.
12. Selalu menyadari bahwa setan itu musuh utama, sedang sarang setan itu dalam hawa nafsu dan selalu berbisik mempengaruhi.
PEMAKAMAN TURBAN CONDRO
Kyai Shiddiq, akhirnya wafat pada hari Ahad Pahing jam 17 40 tanggal 2 Romadlon 1533H (9 Desember 1934 M) pada usia +80 tahun. Saat jenazah, disemayamkan di ndalem Talangsari, datanglah 11 orang yang menawarkan tanahnva sebagai makam beliau. Sebelas orang itu antara lain:
1 . H. Ilyas, Gebang
2. Sadinatun, Gebang
3. Sa’id, Gebang
4. Riynah, Gebang
5. Samiroh, asal Bulu Tuban
6. Amir, asal Bulu Tuban
7. Sakiman, asal Bulu Tuban
8. KH. Yusuf, asal Bulu Tuban (mertua Kyai Shiddiq)
9. H. Anwar, Jatian Pakusari
10. H. Abdul Hamid, Rowo – Wirowongso.
11. H Samsul Arifin, Talangsari.
Namun agar adil maka akhirnva dilotre/diundi sebanyak 3 kali. Ternyata undian jatuh pada tanah H. Samsul Arifin di Turbah – Condro. Ribuan orang melayat Mbah Shiddiq menuju peristirahatannva di turbah Condro Jember. Hingga sekarang, banyak kaum muslimin ziarah di maqam Kyai Shiddiq. Para penziarah selalu membaca Al-qur’an. Tahlil dan bertawassul pada beliau. Kyai Shiddiq bagaikan “mutiara”, yang menurunkan banyak lutiara, menyinari kegelapan kota Jember.
GARIS KETURUNAN MBAH SIDDIQ
1. KH. Muhammad Shiddiq
2. bin Raden Pangeran Mas Sayyid KH. Abdullah (Lasem)
3. bin Raden Pangeran Sayyid KH. Sholeh (Raden Tirto Widjoyo, Lasem)
4. bin Sayyid KH. Asy’ari (Raden Pangeran Asyri, Lasem)
5. bin Sayyid KH. Muhammad Adzro’i (Raden Pangeran Bardla’i, Lasem)
6. bin Sayyid KH. Yusuf (Raden Yusuf, Pulandak Lasem)
7. bin Sayyid Abdurrachman (Mbah Sambu)
8. bin Sayyid Muhammad Hasyim (sunan Ngalogo)
9. bin Sayyid Abdurrachman Basyaiban (Mangkunegoro III)
10. bin Sayyid Abdullah
11. bin Sayyid Umar
12. bin Sayyid Muhammad
13. bin Sayyid Achmad
14. bin Sayyid Abu Bakar Basyiban
15. bin Sayyid Muhammad Asy’adullah
16. bin Sayyid Hasan At – Taromi
17. bin Sayyid Ali
18. bin Sayyid Muhammad Al Faqih Muqoddam
19. bin Sayyid Ali
20. bin Sayyid Muhammad Shohibi Mirbat (Zafar, Hadramaut)
21. bin Sayyid Ali Khaliq Qosim (Tarim, Hadramaut)
22. bin Sayyid Alwi (Bait Zubair, Hadramaut)
23. bin Sayyid Muhammad (Bait Zubair, Hadramaut)
24. bin Sayyid Alwi (Samal, Hadramaut)
25. bin Sayyid Abdullah Ubaidillah (Al – Ardli Burt Hadramaut)
26. bin Sayyid Ahmad Al – Muhajir (Basra Tarim, Hadramaut)
27. bin Sayyid ‘Isa An Naqib (Basrah, Iraq)
28. bin Sayyid Muhammad An – Naqib (Basrah, Iraq)
29. bin Sayyid Ali Al ‘uraidi (Madinah)
30. bin Sayyid Ja’far Ash – Shodiq (Madinah)
31. bin Sayyid Muhammad Al – baqier (Madinah)
32. bin Sayyid Ali Zainal Abidin (Madinah)
33. bin Sayyidina Husein
34. binti Fatimah Az Zahroh (Isteri Sayyidina Ali Al – Murtadlo)
35. bin Rosulullah Muhammad SAW
Putera-putranya yang sejak usia muda telah menjadi Kyai. antara lain: KH. Mansur, KH. Achmad Qusyairi, KH Machmud, KH. Mahfudz Shiddiq, K.H. Abdul Halim Shiddiq, KH. Abdullah bin KH. Umar, KH. Muhammad bin KH. Hasyim dan KH. Dhofir Salam. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi pula oleh pola kehidupan sehari-hari dimasa hayatnya. Mungkin kita bertanya, bagaimana pola kehidupan Kyai Shiddiq sehingga Allah memberinya taqdir dengan dikaruniainya keturunan yang selanjutnya menjadi ibarat mutiara-mutiara
Ternyata, Kyai Shiddiq adalah sosok yang sangat “istiqomah”, yaitu: tekun, telaten, ajeg, terus-menerus dengan tidak bosan-bosan dan mengamalkan apa saja yang dapat diamalkan. Dalam Surat Fushilat disebutkan:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami Allah” ” keniudian beristiqamah (meneguhkan pendirian-pendirian mereka tentang iman, melakukan kewajiban dan menjahui larangan-laranganNya), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan sorga yang telah dijanjikan A lloh kepadamu, (di dunia lewat rosul- rosul-Nya). Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia (dengan mengilhamkan kebenaran dan kebaikan kepadamu), dan akhirat (dengan pemberian syafa’at dan kemudahan). dimana kamu memperoleh yang kamu inginkan (dari segala kenikmatan) dan memperoleh pula yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.
Hampir setiap hari Kyai Shiddiq selalu bangun pada jam 3 malam untuk sholat sunat tahajjud, riyadhah maupun sholat- sholat sunnah lainnya. Menjelang subuh, kyai keliling pondok membangunkan santri. Beliau keliling sambil membawa tongkat penjalin, damar ublik (obor) dan teko berisi air. Dengan tongkatnya beliau ketok pintu-pintu pondok para santri.Terkadang kyai membangunkan santri dengan cara menabuh blek gembreng, sehingga bersuara gaduh dan memekakkan telin¬ga. Bahkan setiap santri yang terlelap tidurya, pasti akan menjadi sasaran guyuran air ceret yang selalu dibawanya.
Sesudah adzan (santri bernama Ryas yang ditugaskan sebagai Mu’adzin), kyai sendiri selalu memimpin pujian (dzikir) sebelum sholat subuh, setelah sebelumnya kyai melaksanakan sholat Qobliyah terlebih dahulu. Setelah berzikir/pujian kemudian melakukan sholat jamaah Subuh.
Untuk pedoman atau prinsip hidup yang mudah diingat oleh anak cucu dan santrinya, Kyai Shhddiq memerintahkan Kyai Halim (putranya) menulis bebeapa dalil di tembok mussholla. tulisan yang ada ditembok sebelah atas pengimaman yaitu hadits sbb:
“Sebaik-baik perbuatan umatku adalah membaca .41 Quran dengan menyimak/melihat”.
Imam Al Ghozali menjelaskan dalam Ihya’ Uluumuddin: Bahwa keutamaan orang yang membaca Al Quran dengan melihat/menyimak seraya merenungkan maknanya adalah lebih baik dari pada dengan cara tidak melihat/menghafal. Membaca Al Quran dengan melihat tersebut memiliki 3 manfaat yaitu: Membaca, menyimak dan merenungkan artinya. Sedangkan dalam membaca Al Quran seraya menghafal hanyalah mendapat satu manfaat yakni membaca saja.
Disisi tembok sebelah kanan atas terdapat tulisan yang dikutip dari Idtab Jauharul Tauhid:
“Semua kebaikan itu terdapat pada pengikutan kepada orang-orang terdahulu. Dan semua keburukan itu ada pada reka-reka orang kemudian”
Imam Al Ghozali memberikan argumentasi tentang diatas yakni karena orang salaf (terdahulu) telah memiliki kelebihan dari pada orang kemudian (Kholaf). Kelebihan ada pada 3 hal:
a. lebih faham (Mam)
b. lebih hati-hati (Wara’)
c. lebih tajam pandangan hatinya (Abshar)
Disisi tembok sebelah kiri atas terdapat tulisan yang dikutip dari kitab kifayatul Atqiyak:
“Kamu sungguh jangan meninggalkan sholat berjamaah yang keutamaan pahalanya setinggi 27 derajat”
Banyak sekali manfaat Sholat jamaah. Dalam kitab Dzurotun Nasihin Rasulullah bersabda: “barang siapa melakukan sholat ( lima waktu berjamaah akan memperoleh lima hal yaitu kesatu ia tidak akan mengalami kemiskinan didunia, kedua dibebaskan oleh Allah dari azab kubur, ketiga: menerima kitab catatan amalannya dengan tangan kanan, keempat; akan melalui shirot secepat kilat dan kelima akan dimasukkan surga tanpa hisab dan azab”. Dalil di atas mempertegas sabda Rasul sbb:
“Tiap tiga orang yang bertempat didesa dan pegunungan lalu mereka tidak melakukan sholat jama ‘ah, maka mereka akan dipermaikan syetan”.
AURAT AMALIYAHNYA
Pada umumnya, wiridan baru akan selesai sampai surya muncul agak tinggi, baru kemudian kyai masuk ke “kamar khusus” di sebelah utara tempat imam di musholla. Di “Kamar khusus” itulah tempat Kyai Shiddiq menyepi, beribadah sholat sunnat dan lain-lain. Santri tak seorangpun yang berani masuk kamar tersebut. Karena dalam “kamar khusus” itu Kyai Shiddiq melakukan sholat Dluha dan sholat-sholat sunnah lainnya. Selesai sholat Kyai biasanya melanjutkan dengan mengaji Al,Qur’an dan membaca dalailul khairot. Selain sebagai seorang hafids, Kyai Shiddiq sangat istiqamah menghatamkan Alqur’an setiap minggu.
Secara runtut, batas,batas bacaan Al-Qur’an dalam seminggu sebagai berikut:
1. Hari Jum’at membaca Al Fatihah s. d Al-Maa idah
2. Hari Sabtu membaca Al-An’ am s.d At-Taubah
3. Hari Ahad membaca Yunus s. d Maryam
4. Hari Senin membaca Thaha s.d Al-Qashash
5. Hari Selasa membaca Al-Ankabut s.d Shaad
6. Hari Rabu membaca Az-Zumar s.d Ar-Rakhman
7. Hari Kamis membaca Waqi’ah s. d An-Naas
Sekitar pukul 08.00 sampai jam 09.00 pagi, Kyai mengajar Fasholatan dan Al-Qur’an. Kitab Fasholatan yang diajarkan adalah hasil karangan beliau senchn’. Biasanya ketika mengajar Fasholatan dan AI-Qur’an banyak menggunakan cara-cara sorogan. Usai sorogan Fasholatan dan Al-Qur’an, barulah Kyai masuk ke ndalem untuk sarapan pagi. Setelah itu, Kyai masih meneruskan kembali sholat-sholat sunnah, mengaji Al-Qur’an dan membaca Dalail.
Baru pads sekitar jam 10.00 sampai jam 12.00 siang Kyai Shiddiq mengajar ngaji kitab kuning. Banyak kitab yang beliau ajarkan, namun demikian Kyai membaginya menjadi:
1. Kitab-kitab yang tetap (permanen) diajarkan. Bila kitab ini sudah selesai lalu diulang kembali dari awal (dijadikan wiridan). Kitab-kitab yang tetap ini antara lain:
a. Fatchurrahman
Kitab Fatchurrahman ini berisi materi Tauhid yang pokok (semacam Aqidatul Awam) dan fiqih (semacam Safinatun Najah). Kitab ini ditulis oleh beliau sendiri dan diwajibkan bagi santri menghatamkannya sebelum ngaji kitab lainnya (kitab standard awal).
b. Kitab Fiqh antara lain
- Safinatun Najah
- Sullam Taufiq
- Taqrib
c. Kitab Tasawuf antara lain
- Bidayatul Hidayah
- lhya’ Ulumuddin
d. Kitab Tafsir Jalalain
e. Kitab Shohih Bukhori
2. Kitab-kitab yang tidak tetap (temporer) antara lain
a. Kitab-kitab Alat antara lain
- Alfiyah
Kitab Alfiyah terjemahan berbahasa Madura ini ditulis ketika mondok di Bangkalan.
- Ajurumiah
- Imrity
b. Kitab Tasawuf antara lain
- Nashoihud Diniyah
- Adabul Mar’ah yang ditulis dalam bahasa Jawa.
c. Kitab Rojabiyah
d. Kitab Bifadlol dan lain-lain.
Dalam pengajian kitab kuning ini, Kyai Shiddiq banyak menggunakan cara weton/bandongan. Cara Weton adalah cara pengajian kitab yang berasal dari istilah jawa, karena pada umumnya waktu pengajian disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu seperti usai waktu sholat, dan sebagainya. Secara teknis, dalam pengajian cara weton ini Kyai membaca dan menerangkan kitab yang diperuntukkan secara massal. Para santrinya memperhatikan kitabnya sendiri sambil membuat catatan-catatan (tentang arti maupun keterangan dari kyai).
Selesainya pengajian, Kyai Shiddiq makan siang bersama¬ sama keluarga dan khaddamnya. Kemudian mengerjakan sholat Dzuhur recara berjama’ah. Sebelum sholat dzuhur, bersama¬ sama melakukan dzikir/pujian dan sholat sunnah Qobliyah.
Selesai sholat, lalu wiridan dan yang bacaannya lebih pendek dari dzikir ba’da subuh. Disambung dengan sholat sunnah Ba’diyah dzuhur dan mengajar ngaji Al-Qur’an dan Fasholatan. Santri yang dibolehkan ngaji Al-qur’an adalah yang sudah lulus (fasih/tartil bacaan) Syahadati, Fatihati, Tahiyyati, Sholati, adzan dan lqamah. Bila bacaan masih belum tartil tetap masih harus mengaji Fasholatan saja. Selesai mengajar, barulah Kyai Shiddiq istirahat (tidur) sebentar. Begitu bangun, Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnah berkali-kali, mengaji Al-Qur’an dan membaca dalail. Amalan sholat sunnah yang istiqamah dilakukannya 100 rakaat dalam sehari-semalam serta mengkhatam dalail (matane) sehari sekali.
Waktu ashar tiba, beliau sholat sunnah berkali-kali dan para santri membaca syi’ir “Aqidatul ‘Awam”. Lalu sholat jama’ah Ashar dan Dzikir. Dzikir ba’ da sholat Ashar sama dengan dzikir ba’da sholat subuh.
Kemudiandilanjutkan dengan pengajian kitab Ihya ‘Ulumudin dan Shohih Bukhori”. Selesai mengajar, Kyai masuk ndalem melanjutkan mengaji Al-Qur’an dan dalail sampai masuk waktu Maghrib. Sebelum sholat jama’ah Maghrib, bersama-sama santri membaca pujian.
Dzikir ba’da sholat Maghrib sama dengan dzikir bada subuh. Selesai berdzikir dilanjutkan sholat sunnah Ba’diyah dan ngaji. pengajian ba’da sholat Maghrib adalah AI-Qur’an dan Fasholatan yang teknisnya diatur sebagai berikut:
1.Santri dewasa dan tartil bacaannya harus membaca Quran 1 juz, sehingga dalam sebulan sudah harus hatam. Tempat mereka di dalam musholla.
2.Santri bocah harus ngaji Al-Qur’an dan Fasholatan di luar langgar. Mereka diajar Badal Kyai yaitu Haji Baidlowi (lurah pondok asal Madura) dan Abdul Azis.
Selesai ngaji (tanpa turun dari langgar) lalu bersama-sama pujian qobliyah sholat Isya’ dan sholat sunnah rawatib.Kemudian melaksanakan sholat Isya’ berjama’ah dan dilanjttkan dengan wiridan dan sholat sunnat rowatib. Wiridannya sama dengan wirid ba’da sholat Ashar. Di ndalem Kyai Shiddiq melakukan sholat sunnat berkali-kali, ngaji Qur’an dan dalail sampai “sare” (tidur). Khusus pada malam Jum’at ba’da maghrib, kyai Shiddiq memimpin bacaan Barzanji. Dan pada malam Senin ba’da Maghrib, membaca Diba’. Semula pembacaan Diba’ dilakukan malam Jurn’at dan Barzanji pada malam Senin.
Suatu saat ketika sedang memimpin pembacaan (pada malam Senin) itu, tiba-tiba Kyai Shiddiq melihat kehadiran Rasulullah Saw hadir dan berdiri di pintu. Spontan, Kyai Shiddiq merobah bacaannya dengan Diba’. Maka sejak peristiwa inilah, pembacaan Diba’ dilakukan setiap malam Senin dan malam Jum’at untuk Barzanji. Kemudian dilanjutkan dengan membaca Rotibul Haddad (Rotib Sayyid Abdullah Alawi Al-Haddad).
Aktivitas mengajar Kyai Shiddiq yang sangat padat itu dilakukan tatkala telah banyak santri yang ngaji pada beliau. Sebelumnya, Kyai Shiddiq membagi wajtunya dengan berdagang sebagai ma’isahnya (mata pencahariannya hidupnya). Kegiatan mengajar yang full tersebut membuat Kyai Shiddiq harus mengalihkan perhatian dan’ aktivitas berdagang pada santrinya dan putra-putranya.
Suatu waktu, Mbah Shiddiq akan berdagang kain sarung, songkok, dan lain-lain ke Arjasa. Nampaknya Kyai terlambat di stasiun kereta api, sehingga kereta yang pagi sudah berangkat. Menurut keterangan kepala stasiun, kereta berikutnya baru akan berangkat jam 10 siang. Ketika ditunggu kereta berikutnya, Kyai Shiddiq bertemu seorang Penghulu yang rumahnya di depan stasiun. Penghulu tersebut menawarkan jasa, agar Kyai Shiddiq berkenan menunggu kereta di rumahnya saja.
Menjelang jam 10.00 Kyai Shiddiq minta idzin untuk pamit,dan tanpa diduga ternyata Penghulu tersebut memberi salam tempel satu rupiah (serupiah saat itu, kira-kira sama nilainya dengan Rp 100. 000, sekarang/thn 2007). “Lho, kok sompean. shodagah satu rupiah pada saya. Maka saya nggak jadi ke Arjasa. Lha Wong niat saya ke Arjasa tersebut untuk mencari untung satu rupiah ini”, kata Mbah Shiddiq pada Penghulu itu, kemudian beliau pulang. Namun demikian, sebelum pulang, uang itu dihabiskan untuk belanja urusan dapur, karena memang Kyai Shiddiq sendirilah yang selalu berbelanja urusan dapur ke pasar. bukan Nyai. Tiba di ndalem, beliau tertidur karena kepayahan Dalam tidumya, beliau bermimpi bertamu ke rumah Penghulu tadi. Di sana beliau disuguhi hidangan babi. Ketika bangun. kagetlah Kyai Shiddiq dan cepat-cepat memerintahkan santri untuk membuang semua “hasil belanja dapur tersebut”
Nampaknya, Kyai Shiddiq terus dijaga oleh Allah SWT dari makanan basil perbuatan haram karena sifat wiro’i beliau. Wiro’i adalah sikap yang selalu menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti makruh dan subhat (tidak jelas, apakah dibolehkan oleh agama atau tidak), terlebih lagi haram yang jelas dilarang. Mbah Siddiq tidak berkenan mengajar kitab menggunakan papan tulis, sebab ayat-ayat Al-Quran yang ditulis papan yang kemudian dihapus berjatuhan. Ini kan sama dengan menelantarkan lembaran Mushaf yang robek
Kyai Shiddiq juga sangat perhatian terhadap penampilan orang. Pada suatu hari Kyai Yusuf dari Madura sowan kepada Kyai Shiddiq. Kyai Yusuf tetap membiarkan rambutnya agak panjang (gondrong) dan kumisnya lebat hingga melebihi bibir. Setelah bersalaman, langsung beliau berkata: “Poron panjenengan eparingah ilmu/maukah kau kuberi ilmu? “Alhamdulillah ?” jawab, si tamu dengan suka citanya. Lalu Kyai Shiddiq berkata: “Tak sahe panjenengan Kyahe, ngobuh obuk/Tidak baik bagi kyai, memelihara rambut”. Kemudian beliau berikan gunting dan Kyai Yusuf diminta menggunting rambutnya saat itu juga. Semua anak dan menantu serta santri-santrinya diwajibkan oleh Kyai Shiddiq “menggundul rambut” kepala. Yang diperkenankan/disunnahkan hanyalah memelihara janggut. Bahkan, Kyai Muhammad bin Hasyim (menantunya) dimarahi Kyai Shiddiq karena mernelihara rambut sedikit seperti tentara di kepalanya.
Demikian pula dengan merokok, Kyai Shiddiq kurang senang jika ada orang/tamu apalagi santri ataupun anaknya yang merokok di hadapan beliau. Kyai Mahfudz Shiddiq pernah merelakan sak celananya bolong terbakar, karena menyimpan rokok yang sedang menyala, tatkala Kyai Shiddiq menemuinya. Kyai Shiddiq memang kurang senang ada yang merokok, ketika masih ngaji pada Kyai Abdurrohim, Sepanjang Sidoarjo.
Sebagaimana keblasaannya di pondok, Kyai Shiddiq selalu mengisi jeding Kyai Rohim pada pagi buta. Suatu hari, selesai mengisi jeding, Kyai Shiddiq pergi ke sungai sambil merokok klobot. Sedang asyik merokok, menyebabkan ketinggalan Sholat berjama’ah Subuh. Kyai Shiddiq akhirnya bersembunyi takut kena marah Kyai Rohim karena tidak berjama’ah.
Sejak peristiwa itulah, Kyai Shiddiq berjanji menghindari merokok. “Tak ada barang yang melebihi kejelekan merokok. Demi Allah aku mengharamkan diriku merokok” katanya. Mbah Shiddiq memiliki sikap, kesenangan dan perilaku sebagai benikut:
I. Ahli silaturrohim, khususnya pada para Sayyid/Habib, `Aulia’ dan Ulama. Diantara kesenangan bersilaturohmi ini antara lain ‘.
a. Selalu gembira dan bersyukur bila kedatangan tamu, bahkan selalu menghidangkan makan pada tamunya.
b. Senang mengawinkan jejaka-gadis.
c. Bila silaturrohmi pada orang miskin, hanya minta air putih saja.
2. Mengerjakan hal-hal yang sunnah antara lain :
a. Sholat-sholat sunnah, ngaji Alqur’an, Dalail dan selalu berdzikir
“Bagi orang-orang xang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan telanjang “. (QS AIi Imron: 190-191)
b. Memotong rambut, kumis dan kuku pada hari. Kamis.
c. Membersihkan sisa-sisa nasi yang dimakan. Bahkan selalu menjilat tangan, bila selesai makan. Itu menunjukkan syukur terhadap nikmat/karunia Allah Swt.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS Ibrohim: -7)
d. Saat makan, beliau selalu mencicipi garam sebelum dan sesudahnya. karena ini disunnahkan oleh agama. Pada suatu hari, Kyai Shiddiq, Jyai Yasin (Pasuruan) dan Kyai Nu’man (Lumajang) sedang makan jambu. Ada di antara 2 kyai itu yang, berkomentar “tidak manisnya jambu tersebut. Spontan Kyai Shiddiq menegur: “Yang menentukan manis-tidaknya jambu ini adalah Allah. Jambu ini merupakan nikmat Allah pada kita. Jadi wajib bagi kita mensyukurinya.
d. Mematikan lampu pakai kipas (tidak dltiup).
3. Menjauhi hal-hal yang makruh, muru’ah dan Haram, misal
a. Merokok
b. Tidak suka melihat orang lain memiliki rambut, kumis dan kuku yang panjang.
c. Marah bila tahu ada orang, kentut sambil tertawa.
d. Marah, bila tahu laki-laki dan wanita yang bukan muhrimnya bertemu muka.
e. Dalam bepergian selalu menghindari lewat depan gereja.
f. Tidak membolehkan Kusir mencambuki kudanya.
g. Tidak senang musik/lagu-lagu, misal .- gambus.
4. Mendo’akan anaknya, cukup dengan memohon agar kelak menjadi orang yang bertaqwa.
5. Yang sangat diperhatikan pada anak dan santrinya adalah sholat. Bila putranya tak nampak dalam sholat berjama’ah, maka akan diusut sedetailnya tentang “kenapa tidak sholat jama’ah”.
6. Dan lain-lain.
Menurut beberapa informasi, Kyai Shiddiq 4 kali bertemu dengan Rasulullah Saw dan berkali-kali bertemu Rasulullah dalam mimpi. Sulit sekali ditakdirkan bertemu Rosulullah SAW kecuali Waliyullah. Imam Ghozali berkata “bertemu Rasulullah secara Ya Qodlo maka ia memiliki kasyqf’. Sayyid Ahmad Al Badawi ra. berkata: -Syarat yang harus di perbuat oleh orang yang ingin menjadi Waliulloh adalah benar benar dalam syari’at. Ada dua belas tanda-tanda yaitu :
1. Benar-benar mengenal Allah Swt (yakni, benar benar mengerti tauhid dan mantab iman keyakinan kepadaAllah).
2. Benar-benar menjaga perintah Allah Swrt.
3. Berpegang teguh pada sunnah Rasulullah Saw.
4. Selalu berwudhu (jika berhadas segera memperbarui wudhu)
5. Rela menerima hukum qadla’ Allah SWT. dalam suka duka.
6. Yakin terhadap semua janji Allah Swt.
7. Putus harapan dari semua apa yang ada di tangan manusia
8. Tabah. sabar menanggung bebagai derita dan gangguan orang.
9. Rajin mentaati perintah Allah SWT
10. Kasih sayang terhadap semua makhluq Allah SWT
11. Tawadlu, merendah diri terhadap yang lebih tua atau lebih muda.
12. Selalu menyadari bahwa setan itu musuh utama, sedang sarang setan itu dalam hawa nafsu dan selalu berbisik mempengaruhi.
PEMAKAMAN TURBAN CONDRO
Kyai Shiddiq, akhirnya wafat pada hari Ahad Pahing jam 17 40 tanggal 2 Romadlon 1533H (9 Desember 1934 M) pada usia +80 tahun. Saat jenazah, disemayamkan di ndalem Talangsari, datanglah 11 orang yang menawarkan tanahnva sebagai makam beliau. Sebelas orang itu antara lain:
1 . H. Ilyas, Gebang
2. Sadinatun, Gebang
3. Sa’id, Gebang
4. Riynah, Gebang
5. Samiroh, asal Bulu Tuban
6. Amir, asal Bulu Tuban
7. Sakiman, asal Bulu Tuban
8. KH. Yusuf, asal Bulu Tuban (mertua Kyai Shiddiq)
9. H. Anwar, Jatian Pakusari
10. H. Abdul Hamid, Rowo – Wirowongso.
11. H Samsul Arifin, Talangsari.
Namun agar adil maka akhirnva dilotre/diundi sebanyak 3 kali. Ternyata undian jatuh pada tanah H. Samsul Arifin di Turbah – Condro. Ribuan orang melayat Mbah Shiddiq menuju peristirahatannva di turbah Condro Jember. Hingga sekarang, banyak kaum muslimin ziarah di maqam Kyai Shiddiq. Para penziarah selalu membaca Al-qur’an. Tahlil dan bertawassul pada beliau. Kyai Shiddiq bagaikan “mutiara”, yang menurunkan banyak lutiara, menyinari kegelapan kota Jember.
GARIS KETURUNAN MBAH SIDDIQ
1. KH. Muhammad Shiddiq
2. bin Raden Pangeran Mas Sayyid KH. Abdullah (Lasem)
3. bin Raden Pangeran Sayyid KH. Sholeh (Raden Tirto Widjoyo, Lasem)
4. bin Sayyid KH. Asy’ari (Raden Pangeran Asyri, Lasem)
5. bin Sayyid KH. Muhammad Adzro’i (Raden Pangeran Bardla’i, Lasem)
6. bin Sayyid KH. Yusuf (Raden Yusuf, Pulandak Lasem)
7. bin Sayyid Abdurrachman (Mbah Sambu)
8. bin Sayyid Muhammad Hasyim (sunan Ngalogo)
9. bin Sayyid Abdurrachman Basyaiban (Mangkunegoro III)
10. bin Sayyid Abdullah
11. bin Sayyid Umar
12. bin Sayyid Muhammad
13. bin Sayyid Achmad
14. bin Sayyid Abu Bakar Basyiban
15. bin Sayyid Muhammad Asy’adullah
16. bin Sayyid Hasan At – Taromi
17. bin Sayyid Ali
18. bin Sayyid Muhammad Al Faqih Muqoddam
19. bin Sayyid Ali
20. bin Sayyid Muhammad Shohibi Mirbat (Zafar, Hadramaut)
21. bin Sayyid Ali Khaliq Qosim (Tarim, Hadramaut)
22. bin Sayyid Alwi (Bait Zubair, Hadramaut)
23. bin Sayyid Muhammad (Bait Zubair, Hadramaut)
24. bin Sayyid Alwi (Samal, Hadramaut)
25. bin Sayyid Abdullah Ubaidillah (Al – Ardli Burt Hadramaut)
26. bin Sayyid Ahmad Al – Muhajir (Basra Tarim, Hadramaut)
27. bin Sayyid ‘Isa An Naqib (Basrah, Iraq)
28. bin Sayyid Muhammad An – Naqib (Basrah, Iraq)
29. bin Sayyid Ali Al ‘uraidi (Madinah)
30. bin Sayyid Ja’far Ash – Shodiq (Madinah)
31. bin Sayyid Muhammad Al – baqier (Madinah)
32. bin Sayyid Ali Zainal Abidin (Madinah)
33. bin Sayyidina Husein
34. binti Fatimah Az Zahroh (Isteri Sayyidina Ali Al – Murtadlo)
35. bin Rosulullah Muhammad SAW
Cara Mengubah Warna Tab Widget Blogger Dinamic Views
D-Copy Blog's | Menyesuaikan/mengubah warna Gadget Views Blogger Dinamis. Saat ini, warna gadget diatur ke hitam secara default, dengan font putih, tetapi Anda dapat menyesuaikannya dengan warna kustom Anda sendiri dan fontnya juga dapat diubah dengan menempatkan CSS.
Ok teman, langsung saja ikut langkah dibawah ini :
Bukan akun Blogger Anda.
Pergi Blogger Dashboard --> Design --> Template
Ok teman, langsung saja ikut langkah dibawah ini :
Bukan akun Blogger Anda.
Pergi Blogger Dashboard --> Design --> Template
Jumat, 28 September 2012
Siapa Dennis Quaid ?
Date of Birth 9 April 1954, Houston, Texas, USA
Birth Name : Dennis William Quaid
Height : 6' (1.83 m)
Mini Biography :Dennis Quaid was born in Houston, Texas, the son of an electrician. He studied drama in high school and in college, but dropped out before completing his studies, moving to Los Angeles to pursue a career.
His brother, Randy Quaid, had already began to build a successful career, but Dennis initially had trouble finding work. He began to gain notice when he appeared in Breaking Away (1979) and earned strong reviews for his role in The Right Stuff (1983). Aside from acting, Quaid is also a musician, and plays with his band, the Sharks.
Film Vantage Point !
Film yang dibintangi Dennis Quaid yang berperan sebagai Thomas Barnes di film yang bercerita tentang kepahlawanan seorang pengawal presiden Amerika yang ditugaskan di Spanyol. Presiden Amerika di ancam dengan pembunuhan oleh kelompok teroris international di timur tengah.
Setting yang bagus untuk pembuatan film dengan peran yang pas dan cerita terorisme, bom bunuh diri dan kecanggihan teknologi teroris yang memakai jaringan satelit dan teknologi hand phone. Gambaran layalitas yang tinggi kepada pekerjaan dan kemampuan mengatasi masalah yang rumit dan dalam keadaan genting ditampilkan dalam film ini.
Menonton film bertemakan terorisme saat ini dalam kondisi dunia dilanda gangguan terorisme sangat relevan. Banyak hal yang bisa kita petik pelajaran dari film ini terutama sosok Thomas Barnes yang pernah gagal dalam tugasnya.
Thomas Barnes (Dennis Quaid) dan Kent Taylor (Matthew Fox) adalah dua orang agen rahasia yang bertugas mengamankan Presiden Ashton (William Hurt) yang hadir dalam puncak pertemuan atas perang global terhadap terorisme. Namun dua tembakan yang ditujukan untuk Presiden Ashton membuat orang nomor 1 Amerika Serikat itu jatuh sesaat setelah kedatangannya di Salamanca, Spanyol.
Dalam kerumunan itu, adalah Howard Lewis (Forest Whitaker), seorang wisatawan Amerika yang dengan video digitalnya berusaha merekam peristiwa tragis dan bersejarah itu. Selain itu ada juga Rex (Sigourney Weaver), produsen berita TV Amerika yang sedang melaporkan jalannya konferensi itu untuk stasiun TV tempatnya bekerja. Kekacauan terjadi dan hiruk pikuk spontan peserta berusaha menyelamatkan diri.
Tak lama berselang, terjadi ledakan bom di tempat penembakan tersebut. Thomas Barnes kemudian berusaha mencari pelaku penembakan tersebut. Adakah kemungkinan pelaku penembakan tersebut sempat terekam salah satu kamera video yang tersebar di sekitar sang presiden?
Film ini memberi kesan sulit diikuti namun pada saat yang sama juga menggambarkan banyak hal dari sisi pandang yang berbeda. Beberapa kali penonton harus kembali mengikuti kejadian yang sama namun dari 'mata' beberapa tokoh yang ada di tempat kejadian. Teknik yang sama pernah dipakai oleh sutradara Akira Kurosawa dalam film RASHOMON sekitar 1950-an.
Dengan teknik ini sang sutradara berharap merangkum banyak sudut yang tidak mungkin dicapai dengan teknik penuturan 1 arah. Namun teknik yang sama bisa juga jadi bumerang, karena terlalu banyaknya flashback dan ketegangan yang beberapa kali harus terputus dan diulang dari awal.
Film karya sutradara Pete Travis yang mengambil lokasi shooting di Mexico ini dilepas Columbia TriStar Februari kemarin. Sejauh ini film ini berhasil masuk jajaran box office dan mengeruk keuntungan sebesar US$51 juta lebih.
Kamis, 27 September 2012
KETULUSAN.
Ketulusan adalah perbuatan kita kepada orang lain yang dilakukan bukan karena ada udang di balik batu tetapi dilakukan karena berharap berkah dan ridho tuhan kepada kita. Kita tidak masalah jika mereka tidak berterimakasih kepada kita dan tidak sakit hati karena perbuatan yang ada hubungannya dengan apa yang kita berikan.
Ketulusan hanya berharap tuhan berkenan dan menerima perbuatan itu. Kita melakukan itu karena memang ada perintah tuhan untuk berbuat baik kepasa sesama. Prinsip kita tidak menginginkan apapun dari manusia baik dalam bentuk penghormatan dan pertolongan tetapi hanya berharap tuhan memberikan tempat terhormat disisinya. Mereka menyadari karena hidup sebentar dan mereka akan tetap hidup abadi setelah kematian fisik.
Jika ketulusan ini kita perbuat kepada semua aktivitas kita sehari-hari maka akan muncul kekuatan tuhan dalam diri kita dan tuhan penguasa segalanya yang bias membuat keberuntungan kepada umatnya tanpa disangka dan diduga.
Rabu, 26 September 2012
POLA.
Pola adalah kebiasaan yang dimiliki seseorang yang telah mengkristal menjadi sesuatu yang sulit untuk dirubah karena sudah mendarah daging dalam dirinya dan otomatis bergerak di luar kesadaran . Kebiasaan ini akan membentuk kebiasaan dan perilaku seseorang dan akan berpengaruh besar dalam hidupnya. Kebiasaan ini bisa negatif bisa positif. kalau positif akan membawa kita kepada keberhasilan demikian sebaliknya kalau pola kebiasaan itu negatif maka akan membawa kepada kegagalan.
Pola ini terbentuk jauh sejak mulai masa kanak-kanak. Terbentuknya karena lingkungan dan kebiasaan yang diajarkan oleh lingkungan baik keluarga atau masyarakat dimana kita intensif berinteraksi setiap hari. Pola berproses melalui alam bawah sadar manusia yang merupakan mesin otomatis yang berada di dalam diri kita. Alam bawah sadar ini adalah gerakan kita yang tidak kita sadari tetap berjalan.
Bagaimana merubah pola negatif yang telah kita miliki ? solusi tercepat untuk merubah pola ini adalah meninggalkan lingkungan yang negatif dan harus berani mengambil resiko apapun agar kebiasaan ini tidak terpupuk terus karena pengaruh lingkungan. Hal berikutnya adalah tekad yang kuat yang muncul dalam diri kita.
Pola ini terbentuk jauh sejak mulai masa kanak-kanak. Terbentuknya karena lingkungan dan kebiasaan yang diajarkan oleh lingkungan baik keluarga atau masyarakat dimana kita intensif berinteraksi setiap hari. Pola berproses melalui alam bawah sadar manusia yang merupakan mesin otomatis yang berada di dalam diri kita. Alam bawah sadar ini adalah gerakan kita yang tidak kita sadari tetap berjalan.
Bagaimana merubah pola negatif yang telah kita miliki ? solusi tercepat untuk merubah pola ini adalah meninggalkan lingkungan yang negatif dan harus berani mengambil resiko apapun agar kebiasaan ini tidak terpupuk terus karena pengaruh lingkungan. Hal berikutnya adalah tekad yang kuat yang muncul dalam diri kita.
Selasa, 25 September 2012
Siapa manusia paling cerdas menurut Nabi ?
Ternyata ukuran kecerdasan itu juga bisa dilihat dari sudut pandang lain. Nabi pernah ditanya oleh seorang sahabat, tentang siapa sebenarnya yang disebut sebagai orang cerdas. Jawaban yang diberikan nabi atas pertanyaan itu ternyata tidak ada hubungannya dengan pengetahuan yang disebutkan di muka. Nabi mengatakan bahwa seseorang disebut cerdas manakala selalu ingat mati dan berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi peristiwa yang pasti datangnya itu.
Jawaban nabi itu bukan sederhana. Seseorang disebut cerdas manakala yang bersangkutan selalu ingat terhadap peristiwa besar yang selalu saja dilupakan oleh banyak orang, tetapi pasti akan dialami oleh siapa saja, yaitu kematian. Orang cerdas adalah orang yang selalu ingat tentang asal muasal kejadiannya, apa tugasnya di dunia, dan kapan kehidupannya akan berakhir. Jawaban atas pertanyaan itu sederhana, tetapi ternyata tidak diketahui dan banyak dilupakan orang.
Melupakan tentang kematian ternyata menjadikan hidup sia-sia. Sekalipun mereka kaya raya, berpangkat tinggi, berposisi mulia, berilmu pengetahuan luas, semua itu tidak akan memberi manfaat dan sia-sia, oleh karena lupa terhadap peristiwa penting yang pasti dihadapi kelak, yaitu kematian. Umpama peristiwa itu selalu disadari terus menerus, maka apa saja yang dimiliki olehnya akan segera dimanfaatkan sebelum kematian itu datang. Oleh karena itu, ingat mati dipandang sebagai pertanda terhadap kecerdasan seseorang. Wallahu a’lam.
Cara mencetak anak Jenius.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk mencetak anak jenius seperti dikutip dari thedailybeast.com, Kamis (27/10/2011):
1. Jauhi Anak dari Kebiasaan Nonton TV
Tiga puluh persen anak-anak di bawah usia 2 memiliki televisi di kamar tidurnya. Dan 59 persen anak-anak berusia di bawah 2 tahun menonton TV dua jam sehari.
The American Academy of Pediatrics baru-baru ini mengeluarkan peringatan yang mendesak orangtua agar tidak membiarkan bayi dan balita menonton TV. Manfaat menonton TV bagi bayi tidak diketahui, namun TV diketahui merusak keterampilan mental dan menyia-nyiakan waktu untuk perkembangan otak yang seharusnya dihabiskan dengan cara berbicara dengan orang lain.
"Bahasa penting untuk pembelajaran anak-anak, dan bahasa yang didapatkan dari televisi tidak disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. TV tidak akan menjawab pertanyaan atau mengikuti keinginan anak-anak, yang mana hal inilah yang membuat anak pintar," kata Roberta Golinkoff, pakar bahasa bayi dan rekan penulis buku 'Einstein Never Used Flashcards: How Our Children Really Learn and Why They Need to Play More and Memorize Less'.
2. Beri anak Air Susu Ibu (ASI)
Anak berusia enam tahun yang diberi ASI terus menerus ketika bayi, skor tes IQ-nya 5 persen lebih tinggi daripada anak 6 tahun yang tidak mendapat ASI.
Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian yang diikuti oleh dua kelompok ibu di Belarusia baru dan anak-anaknya. Salah satu kelompok ibu-ibu memberi ASI eksklusif pada bayinya, artinya tidak memberi bayi makanan lain kecuali ASI sampai satu tahun. Sedangkan kelompok lain tidak hanya memberi ASI saja dan jangka waktu pemberian ASI lebih pendek.
Hasilnya, anak-anak dalam kelompok pertama mencetak skor lebih tinggi dalam bidang membaca, menulis dan matematika.
"Hal pertama yang dapat dilakukan seorang Ibu untuk membesarkan anak cerdas adalah dengan cara menyusui. Manusia memiliki persentase lemak lebih besar dibandingkan dengan susu sapi yang dibutuhkan untuk melindungi sel-sel otak," kata ahli genetika Ricki Lewis, penulis buku 'The Forever Fix: Gene Therapy and the Boy Who Saved It'.
3. Belajar musik
Anak-anak yang memainkan piano atau alat musik gesek mendapat skor keterampilan verbal 15 persen lebih tinggi daripada anak yang tidak memainkan alat musik.
Penelitian yang menghasilkan pernyataan ini melibatkan siswa dari area musik Boston dan sekolah umum. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun dan beberapa di antaranya pernah belajar musik setidaknya selama tiga tahun. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan banyaknya korelasi antara musik, keterampilan bahasa dan skor IQ.
Pertanyaan adalah apakah anak-anak yang pintar pandai bermain musik, atau apakah musik yang membuat anak menjadi pintar? "Gagasan bahwa gen mengendalikan nasib disebut determinisme genetik. Kami menentang ide ini sepanjang waktu," kata Lewis.
4. Belajar Mengendalikan diri atau sabar
Anak-anak yang mampu menunda kepuasan 15 kali lebih lama daripada teman-temannya dan lebih sabar mendapat skor 210 poin lebih tinggi pada SAT (Scholastic Assessment Test).
Tes Penalaran SAT adalah tes standar untuk penerimaan perguruan tinggi di Amerika Serikat. Dalam suatu penelitian, anak-anak diberitahu bahwa mereka bisa makan dua kue jika mereka mau menunda makan kue yang pertama. Mereka yang bisa menunggu 15 menit sebelum makan kue pertama mencetak 210 poin lebih tinggi pada tes SAT nya daripada yang tidak bisa menunggu lebih dari satu menit.
"Pengendalian dorongan adalah faktor penting dalam fungsi eksekutif. Ilmuwan sekarang tahu bahwa menjadi jenius tidak banyak berkaitan dengan IQ, tapi berkaitan dengan fungsi eksekutif. Kemampuan untuk beralih tugas, mengingat, dan menghambat dorongan jauh lebih berkaitan dengan kesuksesan daripada IQ," tegas Golinkoff.
5. Penuhi rumah dengan buku
Anak yang dibesarkan di sebuah rumah berisi setidaknya 500 buku memiliki kemungkinan lulus SMA 36 persen lebih tinggi dan 19 persen lebih mungkin lulus dari perguruan tinggi daripada anak yang dibesarkan di rumah yang hanya berisi beberapa atau bahkan tidak menyimpan buku.
Penelitian ini dipublikasikan pada 2007, ketika buku masih menjadi benda yang nyata, bukan berbentuk file seperti sekarang. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa kesenjangan melebar secara berlipat pada orangtua anak-anak yang buta huruf.
"Keberhasilan di sekolah bergantung tidak hanya pada kecerdasan bawaan, tapi juga membutuhkan etika yang baik. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang kita lakukan daripada apa yang kita katakan. Orangtua yang suka membaca menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa membaca adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan bermanfaat," kata psikolog Eileen Kennedy-Moore, penulis 'Smart Parenting for Smart Kids'.
6. Hindari kegemukan pada anak
Anak gemuk mendapat skor 11 persen lebih rendah pada tes membaca daripada anak dengan berat badan normal.
Ilmuwan di Temple University yang menyimpulkan pernyataan tersebut juga menemukan bahwa siswa sekolah menengah yang mengalami kelebihan berat badan memiliki prestasi lebih rendah daripada teman-teman sebayanya yang memiliki berat badan normal, serta lebih seriang tidak masuk dan terlambat datang sekolah. Penelitian ini menghubungkan massa tubuh yang lebih besar dengan prestasi sekolah yang lebih rendah.
"Memiliki kebiasaan hanya duduk dan menonton TV atau bermain game sangat merugikan untuk anak-anak. Mereka tidak berinteraksi dan banyak hal yang membuat kita pintar adalah hal yang hanya dipelajari dalam hubungan interaksi sosial," kata Golinkoff.
7. Latihan aerobik meningkatkan kemampuan eksekutif anak-anak sebanyak 100 persen.
"Hasil terbaik diperoleh jika melakukan latihan dengan anak-anak. Mendorong gaya hidup aktif adalah salah satu hadiah terbaik yang dapat diberikan orang tua kepada anak-anak," kata ahli biologi molekuler, John Medina dalam bukunya yang berjudul 'Brain Rules for Baby'.
8. Ikut program prasekolah
Anak yang mengikuti program prasekolah 52 persen lebih mungkin lulus SMA daripada yang tidak mengikuti program prasekolah.
Penelitian yang menghasilkan pernyataan ini diikuti dua kelompok anak-anak yang kurang beruntung dari Michigan dari balita hingga berusia 40 tahun. Satu kelompok mengikuti program prasekolah 'berkualitas tinggi' untuk anak usia 3 dan 4 tyahun, sedangkan kelompok lainnya tidak pernah mengikuti program prasekolah.
Pada usia 27 tahun, kelompok prasekolah lima kali lebih banyak yang memiliki rumah sendiri daripada kelompok non-prasekolah. Pada usia 40, kelompok non-prasekolah ditangkap atas tuduhan narkoba delapan kali lebih banyak dibandingkan alumni prasekolah, dan dua kali lebih sering melakukan serangan fisik.
9. Usia Ayah jangan terlalu tua saat memiliki anak
Anak-anak yang dilahirkan ketika ayah berumur 20 tahun mendapat skor tes IQ 3 sampai 6 poin lebih tinggi daripada anak yang lahir dari ayah yang berusia dua kali lipat.
Bertambahtuanya usia ayah berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf seperti autisme dan skizofrenia, serta disleksia dan berkurangnya kecerdasan. Keturunan dari ayah yang lebih tua mengalami kerusakan yang halus pada tes kemampuan neurokognitif.
"Kecenderungan modern untuk menunda memiliki anak mungkin berdampak memprihatinkan," kata para peneliti seperti dikutip dari jurnal PLoS Medicine dalam artikel yang berjudul 'Advanced Paternal Age Is Associated With Impaired Neurocognitive Outcomes During Infancy and Childhood' oleh S. Saha, dkk.
10. Belajar juggling atau permainan ketangkasan seperti melempar 3 bola bergantian
Belajar juggling dapat meningkatkan volume materi abu-abu di otak anak-anak sebanyak 3 persen.
"Struktur otak sangat ditentukan oleh gen, tetapi tidak sepenuhnya. Belajar keterampilan seperti juggling yang mendorong kemampuan persepsi dan motorik dapat meningkatkan 3 persen volume materi abu-abu di daerah visual," kata peneliti Jeremy Gray dan Paul Thompson dari Universitas Yale dalam jurnal Nature Reviews Neuroscience.
Volume materi abu-abu di otak berhubungan dengan kemampuan mental secara umum.
11. Perbanyak anak mendengar kosakata baru
Anak-anak dalam keluarga penerima bantuan sosial mendengar kata-kata hampir empat kali lebih sedikit per tahunnya daripada anak-anak dari keluarga kelas profesional.
Para peneliti mengungkapkan bahwa semakin banyak kata-kata yang didengar, semakin besar kosakata dan semakin tinggi prestasi akademik. Peneliti juga mengungkapkan bahwa anak-anak dalam keluarga penerima bantuan sosial mendengar sekitar 3 juta kata per tahun, sementara anak-anak dalam keluarga kelas pekerja mendengar 6 juta kata dan anak-anak di keluarga kelas profesional mendengar 11 juta kata per tahun.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Todd R. Risley and Betty Hart dalam bukunya 'Meaningful Differences in the Everyday Experience of Young American Children', anak-anak penerima dana bantuan sosial hanya mengetahui 500 kata pada usia 3 tahun, dibandingkan dengan 750 kata dan 1.100 kata pada kelompok lain.
12. Belajar bahasa asing
Anak-anak yang mempelajari bahasa asing selama dua tahun mendapat skor SAT 14 persen lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak pernah mempelajari bahasa asing.
Belajar bahasa asing selama satu tahun berkaitan dengan skor SAT yang sedikit lebih tinggi, tetapi belajar bahasa asing selama dua tahun menghasilkan kenaikan skor SAT sebanyak 14 dan 13 persen pada bagian tes verbal dan matematika dibandingkan siswa yang belum pernah mempelajari bahasa asing. Setiap penambahan satu tahun belajar bahasa asing menghasilkan kenaikan skor lebih banyak.
"Nilai verbal siswa yang mempelajari bahasa asing selama empat atau lima tahun lebih tinggi daripada skor verbal siswa yang mempelajari pelajaran lain selama empat atau lima tahun," tulis para Thomas C. Cooper pada artikelnya yang berjudul 'Foreign-Language Study and SAT-Verbal Scores' dalam Modern Language Journal.
13. Batasi permainan game komputer atau video game
Siswa yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari bermain komputer dan video game mendapat skor ujian sekolah 9,4 persen lebih rendah daripada siswa yang tidak lagi memainkan game semacam itu.
Efek elektronik permainan terhadap prestasi memicu perdebatan akademis yang intens. Sebuah kajian yang dilakukan pada siswa di Inggris membandingkan hasil tes para gamer dengan bukan gamer.
"Tidak ada satu korelasi positif signifikan yang ditemukan antara frekuensi game dan kinerja akademik. Bermain videogame berlebihan dapat mengganggu sekolah seperti halnya kegiatan lain yang dilakukan berlebihan semisal membaca untuk kesenangan, bermain di luar, tidur, atau berinteraksi langsung dengan teman dan keluarga," tulis peneliti Barry Ip, dkk lewat artikel berjudul 'Gaming Frequency and Academic Performance' yang dimuat dalam Australasian Journal of Educational Technology.
14. Hindari paparan pestisida saat hamil
Anak-anak dari ibu yang terkena pestisida saat hamil memiliki nilai IQ 1,4 persen lebih rendah daripada anak-anak yang ibunya tidak terkena pestisida.
Ilmuwan dari Universitas Columbia mempelajari anak berusia 7 tahun dan ibunya. Para imuwan menemukan hubungan langsung antara paparan pestisida pertanian sebelum kelehiran dengan IQ yang rendah.
Dampak negatif dari paparan pestisida bahkan lebih besar pada kerja ingatan, salah satu elemen dari keterampilan penting yang disebut 'fungsi eksekutif'. Paparan kimia berupa komponen tak terlihat di udara yang dihirup dapat menurunkan kecerdasan anak.
Langganan:
Postingan (Atom)