Jika ia seorang istri, maka ia akan menjadi istri yang shalehah, yang ta’at kepada Rabbnya, memperlakukan suami dengan baik, tidak menyianyiakan kewajiban dan tidak menuntut hak lebih banyak dan yang seharusnya serta selalu membahagiakan suaminya. Ia berusaha menjadi Khairu Mataa’id Dun’yaa (sebaik-baik perhiasan dunia), yang ciri-cirinya menurut Nabi saw, “Jika suami memandangnya menyenangkan, jika ia memerintahnya ta’at dan jika ia tiada (absen darinya) mampu menjaga (kehormatan dan hartanya)” (HR Abu Dawud).
Karena itulah, dalam perspektif Nabi saw manusia terbaik di jagad raya adalah manusia yang paling baik terhadap keluarganya. Nabi saw bersabda, “Khairukun khairukum li ahlihi, wa ana khairukum Ii ahli (Yang terbaik di antana kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga/istrinya. Dan saya adalah orang yang paling baik terhadap istri/keluangaku)” (HR Tirmidzi).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga menegaskan, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlak/ budi pekertinya. Dan yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar