Sabtu, 16 Maret 2013

Malaysia Vs Kesultanan Sulu

Sabah, itulah nama wilayah yang menjadi persoalan antara Kesultanan Sulu dengan negara Malaysia. Saling tembak yang terjadi pada awal Maret 2013, mengakibatkan lima polisi Malaysia dan dua orang yang di identifikasi sebagai tentara kesultanan Sulu menjadi korban. Saling tembak tersebut semakin melebar dari tempat awal terjadi, dari Lahad Datu menyebar ke Semporna dan Kunak. Konflik antara Kesultanan Sulu dengan Malaysia tersebut semakin bereskalasi (semakin tegang) dari hari ke hari.

Kepala Polisi Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Ismail Omar menyatakan bahwa, pasukan malaysia akan terus menumpas tentara Sulu yang membawa senjata api. Begitu juga sebaliknya pasukan Kesultanan Sulu menyatakan tidak akan mundur sebelum Sabah menjadi kepemilikan mereka kembali.

Kesultanan Sulu yang masuk dalam negara Filipina dan mendapat otonomi daerah tesendiri, merupakan suatu kekuatan yang dilihat dari kacamata internasional tidak termasuk perang antar negara. Namun, Kesultanan Sulu berhasil menyatakan tuntutan mereka atas pemilikan Sabah pada Malaysia dengan cara konfrontasi senjata, walaupun kepemilikan Sabah belum tentu didapat oleh Sulu. Inilah yang menyebabkan konflik Sulu dan Malaysia tergolong unik, belum pernah ada sebelumnya peristiwa seperti ini terjadi dalam sistem negara bangsa yang telah sedemikian majunya.

Dilihat dari sejarah, Sabah merupakan wilayah milik Kesultanan Sulu yang disewa oleh Inggris dulu yaitu British North Borneo Company. Inggris yang menduduki Malaysia mengelola tanah Sabah untuk kepentingan ekonomi saat itu. Namun, setelah kependudukan Inggris lepas dan diberikannya Malaysia kemerdekaan telah terjadi peralihan kekuasaan. Sabah yang dikuasai Inggris tersebut pindah tangan ke Malaysia, dan Kesultanan Sulu pun tidak mempermasalahkan kepemilikan Sabah saat itu.

Untuk itu, solusi yang cukup tepat untuk permasalahan Sabah ini adalah jalan arbitrase. Dengan diselesaikannya di jalur hukum, maka jelaslah nantinya siapa yang berhak atas Sabah. Diselesaikannya dengan jalur hukum juga mengurangi korban dalam bentrokan antara Malaysia dan Sulu.

Sabah diberikan kepada Kesultanan Sulu oleh Kesultanan Brunei, menyusul terjadinya pemberontakan pada abad-17. Pada 1878 Kesultanan Sulu menyewakan wilayah Sabah ke Inggris. Inggris pun akhirnya mencaplok wilayah Sabah pada 1946. Masalah wilayah ini muncul ketika Inggris memberikan kemerdekaan kepada Malaysia pada 1963.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar