Senin, 18 Maret 2013

Siapa calon presiden 2014 ? mari berhitung.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memprediksi akan terbangun tiga skenario koalisi partai politik dalam Pilpres 2014 nanti, jika aturan syarat minimal pencalonan presiden sebanyak 20 persen tidak berubah.

Peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan, skenario pertama yang bakal terjadi adalah Partai Golkar dengan koalisinya. Jika perolehan suara Golkar nanti, minimal sama dengan survei Maret yaitu di angka 22,2 persen.

"Besar peluang Partai Golkar mengusung capres sendiri dari internal partainya," ujar Adjie saat merilis hasil survei bertema, 'Krisis Capres dan Cawapres Partai Islam di kantor LSI, Jakarta, Minggu (17/3/2013).

Dengan perolehan suara 22,2 persen (hasil riset LSI), Golkar memperoleh di atas 120 kursi di DPR. Dengan syarat 112 kursi atau 20 persen dari total 560 kursi, Golkar bisa mengajukan capres dan cawapres dari luar partai yaitu Joko Widodo. Itu bisa dilakukan Golkar tanpa koalisi.

"Walaupun berkoalisi, namun posisi tawar Golkar lebih kuat seperti Partai Demokrat pada pilpres 2009. Artinya Partai Golkar juga akan lebih leluasa untuk memilih cawapres untuk mendampingi Aburizal Bakrie," terangnya.

Skenario kedua, PDI P dan koalisinya. Hasil survei LSI pada Maret, PDI P mendapat perolehan suara 18,8 persen, dan berpeluang memimpin koalisi capres dengan mengusung capres sendiri sangat besar.

Partai berlambang banteng gemuk ini hanya butuh tambahan beberapa persen suara sah nasional dari partai lainnya. Wajar dengan suara yang cukup signifikan pada 2014 nanti, PDI P akan menjagokan kadernya Megawati sebagai capres, dengan cawapres Jusuf Kalla.

Ketiga, Partai Demokrat dan Partai Gerindra dengan koalisinya. Suara Demokrat hanya 11,7 persen, dan Gerindra 7,3 persen, masih membutuhkan banyak suara tambahan untuk membangun koalisi mengajukan capres.

Meski suara Demokrat lebih banyak, tapi saat ini tak ada satu kadernya yang menonjol dalam survei sebagai capres. Sekalipun nama Ani Yudhoyono menonjol, tapi survei untuk elektabilitasnya hanya 2,4 persen dibanding kandidat luar Demokrat.

"Sehingga Demokrat dan SBY bisa saja akan mendukung capres dari partai lain dan hanya menggaransi posisi cawapres dari kader internal. Prabowo yang diusung Gerindra termasuk sebagai kandidat terkuat capres," katanya.

Koalisi Demokrat dan Gerindra, lanjut Adjie, diprediksi akan mengusung Prabowo. Sinyal ini sudah menguat setelah SBY dikabarkan mulai melirik Prabowo sebagai capres alternatif, apalagi keduanya memiliki kedekatan khusus dengan latar belakang militer.

Tak dipungkiri, Prabowo sudah menjalin komunikasi politik dengan Hatta Rajasa yang diusung sebagai capres. Namun PAN tetap berpikir rasional jika hasil pemilu nanti, PAN tak memperoleh suara yang cukup signifikan.

"Pasangan Prabowo-Hatta Rajasa adalah pasangan yang mungkin muncul di luar kekuatan poros Golkar dan PDI P. Kedua pasangan ini juga mungkin direstui oleh SBY," tambah Adjie.

Potret dari tiga koalisi ini, pasangan Aburizal Bakrie-Jokowi mendapat dukungan 36,0 persen responden, Megawati-Kalla dengan dukungan 22,9 persen, dan Pasangan

Prabowo-Hatta Rajasa dengan dukungan 10,1 persen.
http://pontianak.tribunnews.com/2013/03/17/inilah-skenario-capres-hasil-riset-lsi

Prabowo-Hatta Rajasa dengan dukungan 10,1 persen.Hatta Rajasa dengan dukungan 10,1 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar