Manusia tidak ada yang sempurna, demikianlah hakekat hidup manusia, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Manusia akan menjadi semakin lebih baik apabila memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. dari kecerdasan ini manusia akan berhati-hati dalam bersikap, berpikir, bertindak dalam menjalin hubungan dengan manusia dan alam sekitarnya. Tanggung jawab yang lebih luas dari sekedar mampu hidup di dunia, tetapi bagaimana menjaga keseimbangan lahir batin dalam hubungan yang abadi dengan Tuhannya. Menjaga diri agar tetap terpelihara untuk kehidupan yang lebih baik.
Tony Puzan, seorang pakar otak manusia dari Amerika mengatakan seseorang bisa merasa bahagia dalam segala situasi jika memiliki kecerdasan spiritual. Namun seseorang yang taat beragama belum tentu cerdas secara spiritual. Bila demikian, apa sebenarnya kecerdasan spiritual itu?
Bukan Kecerdasan Emosional
Semula, orang hanya mengenal kecerdasan intelektual, kemudian muncul kecerdasan emosional dan kini kecerdasan spiritual. Kecerdasan emosional dipopulerkan oleh Daniel Goleman yang mengatakaan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami orang-orang lain, berinteraksi dan mengembangkan empati, simpati, untuk bisa bekerja sama.
Para ahli neurology kemudian menemukan bahwa ada bagian otak manusia yang mampu menyerap kejadian spiritual, menyadari kehadiran Tuhan dan memaknai kehidupan.
Ciri cerdas spiritual
Bila kecerdasan spiritual diartikan sebagai rajin beribadah, maka Anda keliru. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang memberi makna pada kehidupan. Menurut Tony Buzan, ciri kecerdasan spiritual pada seseorang adalah; kerap berbuat baik, menolong, memiliki empati yang besar, memaafkan, mampu memilih kebahagiaan, memiliki sense of humor yang baik dan merasa memikul sebuah misi yang mulia.
Melatih Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual bisa didapat dengan mengikuti training, yang didalamnya terdapat pelatihan terdiri:
-Management of anger, peserta dilatih untuk bersedia memaafkan orang-orang yang sudah menyakiti hati. Jadi pemberian maaf tidak lagi hanya di bibir tapi sampai ke hati.
-Random act kindness, artinya menolong orang yang tidak Anda kenal sehingga tidak ada motif tersembunyi. Pelatihan ini memicu kita hidup bahagia dan mudah menolong orang lain.
-Kesabaran dan kemampuan menemukan misi hidup, orang yang tahu misi hidupnya akan merasa memikul misi tersebut sehingga merasa hidup ada tujuannya dan bermakna bagi orang lain. Misi tersebut akan menjadi guide, cahaya yang menerangi orang itu dalam perjalanan hidupnya.
Bukan Kecerdasan Emosional
Semula, orang hanya mengenal kecerdasan intelektual, kemudian muncul kecerdasan emosional dan kini kecerdasan spiritual. Kecerdasan emosional dipopulerkan oleh Daniel Goleman yang mengatakaan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami orang-orang lain, berinteraksi dan mengembangkan empati, simpati, untuk bisa bekerja sama.
Para ahli neurology kemudian menemukan bahwa ada bagian otak manusia yang mampu menyerap kejadian spiritual, menyadari kehadiran Tuhan dan memaknai kehidupan.
Ciri cerdas spiritual
Bila kecerdasan spiritual diartikan sebagai rajin beribadah, maka Anda keliru. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang memberi makna pada kehidupan. Menurut Tony Buzan, ciri kecerdasan spiritual pada seseorang adalah; kerap berbuat baik, menolong, memiliki empati yang besar, memaafkan, mampu memilih kebahagiaan, memiliki sense of humor yang baik dan merasa memikul sebuah misi yang mulia.
Melatih Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual bisa didapat dengan mengikuti training, yang didalamnya terdapat pelatihan terdiri:
-Management of anger, peserta dilatih untuk bersedia memaafkan orang-orang yang sudah menyakiti hati. Jadi pemberian maaf tidak lagi hanya di bibir tapi sampai ke hati.
-Random act kindness, artinya menolong orang yang tidak Anda kenal sehingga tidak ada motif tersembunyi. Pelatihan ini memicu kita hidup bahagia dan mudah menolong orang lain.
-Kesabaran dan kemampuan menemukan misi hidup, orang yang tahu misi hidupnya akan merasa memikul misi tersebut sehingga merasa hidup ada tujuannya dan bermakna bagi orang lain. Misi tersebut akan menjadi guide, cahaya yang menerangi orang itu dalam perjalanan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar