Apa anda setuju bendera ACEH mirip bendera GAM ? jika ya apa anda tidak khawatir ada bendera separatis lain yang bisa disyahkan ? bintang kejora misalnya atau maluku atau jawa atau madura dsb ? awal perpecahan adalah kecintaan kepada primordialisme.
Kepala Badan Intelijen Negara, BIN, Letjen Marciano Norman
Beliau mengatakan, konflik terbuka akan terjadi di Aceh apabila polemik seputar qanun (peraturan daerah) bendera dan simbol Aceh tidak segera diselesaikan.
"Kalau dibiarkan, pasti pro dan kontra (soal bendera Aceh) itu akan menjadi konflik," kata Kepala BIN Letjen Marciano Norman kepada wartawan, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (04/04) siang, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho.
"Jangan korbankan (perdamaian Aceh) karena ego dari sekelompok saja," katanya.
Menurut Marciano, semua provinsi di seluruh Indonesia, seharusnya merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) tentang lambang daerah, yang isinya melarang bendera atau simbol separatisme.
"Sehingga kita berharap, pemerintah daerah, dalam hal ini gubernur dan jajarannya bisa bersikap lebih baik menyikapi masalah bendera," kata Marciano.
Dia berharap pertemuan Mendagri dan jajaran pimpinan Pemerintah Aceh dapat menyelsaikan persoalan bendera Aceh.
"Saya harap ini tidak bertepuk sebelah tangan. Jadi, Pemerintah Aceh bisa menanggapi upaya pemerintah dengan sebaik-baiknya," katanya lagi.
Kemendagri telah memberi waktu 15 hari kepada Pemerintah Aceh sejak Selasa (2/4) lalu untuk mengevaluasi qanun tersebut, yang ditandai pertemuan Dirjen Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan dengan Gubernur Aceh dan jajarannya di Banda Aceh.
Senin (1/4) lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga meminta agar persoalan bendera Aceh bisa diselesaikan secara cepat dan tidak berkepanjangan.
Sementara, Pemerintah Aceh sejauh ini tetap bersikukuh bahwa aturan tentang bendera dan lambang yang baru disahkan tidak melanggar aturan yang ada di atasnya.
Perbedaan ini kemudian melahirkan aksi massa kelompok pendukung bendera Aceh dan yang menolaknya di sejumlah wilayah di Aceh.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon
Untuk menyelesaikan polemik itu, kata Fadli Zon, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama, penyelesaiannya harus dilakukan secara dialogis dan demokratik, yakni melalui mekanisme yang terlembaga.
Kedua, proses yang berjalan, selain memperhatikan aspirasi warga, juga harus memperhatikan Nota Kesepahaman Helsinki yang mengatur tentang atribut dan simbol GAM.
Ketiga, meski muncul polemik, tetap harus memelihara situasi damai dan menunjang iklim kondusif masyarakat Aceh dalam melakukan aktivitas ekonominya dan membangun kesejahteraannya.
“Menjadikan bendera GAM sebagai bendera provinsi sesuai aspirasi rakyat Aceh, tentu harus dihargai. Namun, sebagai bendera NKRI harus Merah Putih. Perlu dicatat, rakyat Aceh sangat berjasa dalam kemerdekaan RI dan ikut dalam mempertahankan kemerdekaan RI tahun 1945-1949. Aceh punya saham terhadap kemerdekaan RI,” katanya.
Polemik tersebut, lanjut Fadli Zon, sekaligus merupakan evaluasi bagi pemerintah pusat untuk terus mengawal proses pembangunan perdamaian di Aceh. “Aceh sebagai daerah yang baru saja terbebas konflik, perlu pendekatan khusus. Respons yang diberikan pemerintah pusat tidak reaksioner ketika ada gejolak-gejolak di masyarakat Aceh. Untuk menangani ini, pemerintah pusat, provinsi, dan perwakilan masyarakat perlu duduk bersama,” ujarnya.
Belajar dari sejarah
NKRI sudah dicita-citakan para pendahulu kita soekarno-Hatta bahkan ketika berjayanya kerajaan majapahit di nusantara bahkan lebih jauh sebelumnya. Negarawan mencitakan adanya dunia yang damai begitu juga seluruh petinggi negara di dunia kebanyakan. Mencitakan negara yang aman terkendali , kehidupan yang tentram damai, masyarakat bisa hidup dengan kemakmuran dan kedamaian serta keamanan. Begitu juga semua agama di dunia menuju ke tujuan yang sama, kecuali syetan yang telah diciptakan oleh tuhan untuk merusak dan mengganggu semua perdamaian ini.
Kecintaan kepada golongan,suku,agama,bendera yang berlebihan akan merusak agama.
Mengapa ? karena agama mengajarkan agar kita menyembah tuhan yang maha esa seperti Pancasila yang menjadi dasar negara ini. Jangan menyembah selain tuhan sebab akan terjadi kehancuran, jangan mencintai yang lain selain tuhan sebab tidak abadi dan bermasalah mencintai yang tidak abadi. Menyembah dan cinta selain tuhan adalah menyekutukan tuhan atau syirik.
Tidak mau toleransi dengan perbedaan adalah bukti pemahaman agama yang dangkal.
Setiap agama mengajarkan sesuatu yang universal abadi, menerima perbedaan sebagai dasar keimanan bahwa memang tuhan ciptakan itu agar tercipta dinamika dan permainan yang dinamis berguna untuk pelajaran manusia. Bukankan tuhan sudah katakan bahwa dunia ini permainan dan tidak perlu dicintai karena tidak abadi ? kadang kita hanya berteori dan telah mengaku beriman dan beragama.
Tuhan bukan hanya maha pengasih tetapi Dia juga maha penghukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar