Jumat, 07 September 2012

Baju pembalap GP

Dainese, salah satu produsen perlengkapan pengendara sepeda motor (termasuk untuk balap) berhasil menciptakan baju balap D-Air Racing menggunakan fitur pengaman airbag pada bahu, dada dan leher. Tak cuma itu, baju balap ini dikatakan punya chip khusus yang kompatibel dengan sistem komputerisasi Google Earth. Dengan begitu, performa pebalap bisa diketahui, termasuk juga kinerja telemetri.

Karena, Chip elektronik menggirim sinyal via GPS dan tinggal download aplikasinya bisa terpantau dengan baik di komputer. Beberapa data yang tercatat, termasuk waktu per lap, kecepatan dan diagram pengereman saat di tikungan. Asiknya lagi, lintasan balap bisa langsung terpampang di atas peta mini seperti yang ada pada aplikasi Google Earth.

Daniese menawarkan baju balap ini dengan desain custom. Konsumen bisa memilih warna, tambahan nama, logo dan pesan lainnya. Jika Anda berminat bisa langsung pesan, harganya 2.409 pound (Rp33, 06 juta) sampai 3.240 pound (Rp44,4 juta.

Bahan Baju Balap MotoGP

Serat Kevlar ampuh digunakan sebagai rompi yang menahan laju peluru. Tapi untuk pembalap itu masih jauh dari cukup karena mereka butuh bahan yang tahan gesek hingga 27 meter.Kulit adalah materi yang paling ideal untuk dibuat menjadi baju balap MotoGP. Tak Cuma mampu meredam benturan, daya tahan kulit terhadap gesekan merupakan yang teratas dibanding bahan lain.Dan yang umum dipakai oleh produsen baju balap adalah kulit kanguru. Kulit kanguru memiliki daya tahan lebih baik dibanding kulit sapi, namun jauh lebih fleksibel demi kenyamanan pembalap.Baju pembalap berbahan kulit bisa tahan terhadap gesekan aspal sejauh lebih kurang 27 meter. Sementara Kevlar hanya tahan tak sampai tujuh meter. Jaket dengan bahan nilon yang banyak kita gunakan akan terkoyak bahkan sebelum gesekan mencapai jarak dua meter.Daya tahan yang tinggi terhadap gesekan dimiliki kulit karena jaringannya lebih rapat plus serat yang saling menyatu dan terkait dengan yang lain. Kulit setebal 0,9 mm sudah cukup untuk menahan gesekan. Namun untuk ajang MotoGP, produsen baju balap membuat produknya dengan ketebalan hingga 1,4 mm.Ketebalan seperti itu sudah cukup membebani pembalap. Baju balap bermerek Dainese yang dipakai Rossi memiliki bobot 3,5 kg sementara Alpinestar milik Dani Pedrosa lebih ringan dengan berat



Bisakah Anda membayangkan bagaimana rasanya memakai baju balap berbahan kulit tebal di Sirkuit Sepang yang suhu di lintasan bisa mencapai 50 derajat celcius? Panas pastinya, karena alasan itulah baju balap kemudian ikut berevolusi sebagaimana halnya teknologi di MotoGP.

Evolusi yang terjadi di baju balap itu terkait kenyamanan pembalap saat menjalani balapan. Untuk mengurangi panas, maka dibuatlah baju balap yang dilengkapi radiator alias berpendingin air.

Sistem kerjanya memang mirip dengan radiator pada motor atau mobil, yakni memompa air mengelilingi ruang silinder demi menyerap panas dan kemudian didinginkan oleh kisi-kisi radiator yang terkena angin.

Nah, untuk baju balap MotoGP, pemompa air yang berfungsi sebagai pendingan itu terletak pada bagian punggung. Pompa tersebut juga berfungsi menurunkan suhu air agar kembali dingin saat mengelilingi tubuh pembalap.

Selang yang nantinya akan dipenuhi air sebagai pendingn itu tak berada di baju balap. Sebelum menjalani race setiap pembalap menggunakan rompi khusus, di rompi tersebutlah selang-selang berisi air itu berada. Nantinya selang tersebut dihubungkan dengan pompa yang berada di bagian belakang baju balap.
Selain berisi pompa mini yang berfungsi sebagai pengalir air, "punuk" juga berisi air minum buat pembalap. Bekal minum tersebut terhubung dengan helm agar sang rider dengan mudah mengonsumsi minum tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar